Kamis 08 Feb 2024 21:01 WIB

Ribuan Kader PKB Jabar Ikuti Kampanye Akbar AMIN, Siap Lawan Kecurangan

Secara objektif tidak mungkin jika Pemilu Presiden bakal berjalan satu putaran

Kampanye Akbar pasangan AMIN bertajuk
Foto: Dok Republika
Kampanye Akbar pasangan AMIN bertajuk

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--- Dua puluh ribu kader PKB Jawa Barat (Jabar) membulatkan tekad memenangkan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) dalam Pemilu 2024. Kader militan partai tersebut, bahkan siap melawan setiap kecurangan dari aparatur pemerintah untuk pasangan calon tertentu. 

“Jelang pemungutan suara yang tinggal hitungan hari ini kita melihat indikasi kecurangan secara terstruktur, sistematis, dan masif kian mengemuka. Kami siap melawan kecurangan ini untuk memastikan Pemilu berjalan jujur dan adil bagi semua. Kami juga siap memenangkan Pasangan AMIN dengan cara-cara bermartabat,” ujar Ketua DPW PKB Jawa Barat Syaiful Huda, saat menyampaikan orasi dalam Kampanye Akbar pasangan AMIN bertajuk 'Jabar Ngahiji, AMIN Kahiji, di Gor C-Tra, Jalan Cikutra Kota Bandung, Kamis (8/2/2024).

Baca Juga

Kampanye Akbar ini dihadiri langsung oleh Calon Wakil Presiden RI nomor urut 1 Muhaimin Iskandar beserta istri Rustini Murtadho. Selain itu hadir puluhan ribu Kader PKB Se-Bandung Raya , Caleg DPR RI Bandung, Caleg DPRD Provinsi Jawa Barat, dan Caleg DPRD Se-Kota Bandung dan Kota Cimahi, dan Ketua DPC PKB se-Jawa Barat. 

Huda mengatakan saat ini ada kesan jika ada pihak-pihak tertentu yang memaksakan Pilpres 2024 berjalan satu putaran. Mereka menggunakan segala cara termasuk indikasi penggunaan fasilitas negara termasuk aparat dan segala sumber daya. "Ada pasangan calon presiden yang tidak sanggup untuk menghadapi dua putaran, karena itu ada satu pasangan yang memaksakan pilpres cukup satu putaran dengan berbagai caranya," katanya. 

Menurut Huda, semua elemen bangsa termasuk kader PKB harus melawan indikasi kecurangan tersebut. Menurutnya sangat mahal harga yang harus dibayar oleh Indonesia jika Pemilu berjalan curang demi kepentingan kelompok dan keluarga tertentu. Pemerintah akan kehilangan trust dari rakyat dan memicu pelanggaran etika serta hukum hingga ke satuan terkecil. " Kecurangan ini harus dilawan karena politik bukan arisan bergilir antara keluarga dan kroni-kroninya, kita lawan politik sebagai arisan rutin keluarga dan antek-anteknya," katanya. 

Menurutnya, jika Indonesia didirikan demi kepentingan bersama. Maka, Indonesia tidak boleh dikelola dengan ugal-ugalan hanya demi kepentingan keluarga tertentu.

"Negara ini bukan soal story of president family saja, tapi negara ini story of us, kisah kita semuanya. Kita yang harus punya kisah, negara ini bukan hanya kisah satu orang, negara bukan kisah keluarga seseorang, tapi negara ini adalah sejarah kita, kisah semua anak bangsa,” katanya.

Huda menegaskan secara objektif tidak mungkin jika Pemilu Presiden bakal berjalan satu putaran. Pertama saat ini ada tiga pasangan calon dengan dukungan partai politik yang cukup merata. Kedua syarat agar Pilpres berjalan satu putaran cukup berat, di antaranya harus menang lebih dari 50 persen, menang di 19 provinsi, serta suara yang harus dikumpulkan di masing-masing provinsi tersebut harus lebih dari 20 persen.  

"Syukur alhamdulillah dari berbagai lembaga survei yang kredibel menempatkan pasangan 01 lolos di putaran pertama pilpres ini. Syukur alhamdulillah pemilu 2024 diisi oleh tiga pasangan calon dan salah satu calonnya adalah Gus Muhaimin," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement