Ahad 11 Feb 2024 14:23 WIB

Harga Beras di Indramayu Melonjak Capai 17 Ribu, Pasokan Pun Seret

Beras naik bertahap dikisaran Rp 300 sampa 500 per kilogram sekali naik dalam sepekan

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Ilustrasi harga beras naik
Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
Ilustrasi harga beras naik

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Harga beras di pasar tradisional di Kabupaten Indramayu makin melonjak. Selain harganya yang naik, pedagang beras pun mulai kesulitan memperoleh pasokan beras.

Salah seorang pemilik kios beras di Pasar Mambo Indramayu, Haji Jana mengatakan, harga beras premium saat ini mencapai Rp 17 ribu per kilogram. Sedangkan beras medium, di kisaran Rp 15 ribu - Rp 15.500 per kilogram.

Baca Juga

Harga itu mengalami kenaikan dibandingkan tiga pekan yang lalu. Saat itu, harga beras premium masih berkisar antara Rp 14 ribu sampai Rp 15 ribu per kilogram. Harga itu berbeda-beda tergantung kualitasnya. Sedangkan beras medium, saat itu di kisaran Rp 13 ribu sampai Rp 13.500 per kilogram.

''Naiknya tuh bertahap, biasanya seminggu sekali. Kadang Rp 300, Rp 500 per kilogram sekali naik. Bahkan minggu kemarin naiknya sekaligus sampai Rp 1.100 per kilogram,'' ujar Jana, Ahad (11/2/2024).

Jana mengatakan, naiknya harga beras membuat para pelanggannya kerap melayangkan protes. Namun, dia mengaku tak bisa berbuat apa-apa karena kenaikan harga itu memang sudah terjadi di tingkat pemasok. Kenaikan harga itu terjadi akibat makin berkurangnya stok beras. Bahkan, dia kini harus membayar secara lunas kepada pemasok untuk bisa memperoleh pasokan beras.

''Biasanya kan boleh bayarnya 75 persen dulu, dilunasinnya nanti. Nah kalau sekarang gak bisa, harus bayar lunas dulu, baru dikirim berasnya,'' kata Jana.

Jana mengaku bisa memahami kondisi tersebut karena harga gabah saat ini memang sangat tinggi. Yakni, mencapai Rp 980 ribu per kuintal.

Tingginya harga gabah, kata Jana, disebabkan fenomena El Nino yang menyebabkan tidak semua lahan ditanami padi pada musim kemarau tahun lalu. Akibatnya, produksi padi di tingkat petani jadi berkurang. ''Panen gadu pun sudah berakhir sejak beberapa bulan lalu. Sedangkan tanam rendeng baru dimulai,'' kata Jana.

Jana mengatakan, meski protes, namun pelanggannya tetap membeli beras karena merupakan kebutuhan pokok. Namun, mereka lebih memilih membeli beras medium dibandingkan beras premium.

Hal tersebut, membuat beras medium yang dijual Jana menjadi cepat habis. Dalam sehari, beras medium yang terjual sekitar dua kuintal. Sedangkan beras premium, dibawah setengah kuintal.

Seorang warga asal Kelurahan Margadadi, Kecamatan Indramayu, Yuni, mengaku keberatan dengan harga beras yang terus mengalami kenaikan. Dia pun kini terpaksa beralih mengkonsumsi beras medium dari biasanya beras premium.

''Ya terpaksa sekarang belinya beras medium karena lebih murah. Yang penting masih bisa makan. Semoga harga beras cepat turun lagi,'' kata Yuni. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement