REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU–Ratusan hektare tanaman padi di Kabupaten Indramayu mengalami puso atau gagal panen. Kekurangan air di musim kemarau menjadi penyebab terjadinya kondisi tersebut. Berdasarkan data dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Indramayu, tercatat ada sekitar 765 hektare areal persawahan yang terdampak kekeringan pada musim kemarau ini. Kondisi itu tersebar di sejumlah kecamatan.
Yakni, Kecamatan Gantar 383 hektare, Kroya 154 hektare, Gabuswetan 17 hektare, Terisi 151 hektare, dan Kandanghaur 60 hektare. Dari luas area 765 hektare yang terdampak kekeringan itu, sebanyak 112 hektare mengalami puso. Kondisi puso itu terjadi di Kecamatan Gantar 14 hektare, Kroya 16 hektare, Gabuswetan 10 hektare, dan Terisi 72 hektare.
Menurut Kepala Bidang Tanaman Pangan DKPP Kabupaten Indramayu, Imam Mahdi, penyebab terjadinya kekeringan itu tak lepas dari panjangnya musim kemarau akibat El Nino, yang menyebabkan mundurnya musim hujan sejak tahun lalu. ‘’Kondisi tersebut akhirnya menyebabkan musim tanam juga menjadi mundur,’’ ujar Imam kepada Republika, Rabu (21/8/2024).
Menurutnya, akibat mundurnya musim tanam rendeng (penghujan), akhirnya membuat petani juga mundur melakukan musim tanam gadu (kering). Saat musim sudah memasuki kemarau, petani baru melakukan musim tanam gadu. Tak hanya faktor alam, tersendatnya pasokan air untuk mengairi areal persawahan juga disebabkan adanya proyek rehabilitasi saluran irigasi oleh BBWS.
Kondisi kekeringan itu, kata dia, paling parah dirasakan dampaknya oleh petani di wilayah hilir. Meski ada jadwal gilir air, namun pasokan air sudah habis sebelum sampai ke wilayah hilir. Imam mengatakan, dari hasil survei di lapangan, pihaknya menemukan banyak petani di wilayah hulu yang menyedot air menggunakan mesin pompa.
Meski demikian, kata Imam, pihaknya berupaya keras untuk memastikan musim tanam gadu ini bisa berjalan maksimal. Dari luas baku sawah sekitar 125 ribu hektare di Indramayu, target tanam pada musim gadu seluas 110 ribu hektare. Dari target tanam itu, luas lahan yang sudah ditanami padi sekitar 91 ribu hektare. ‘’Insya Allah bisa tercapai karena di beberapa wilayah ada yang baru memulai tanam di September,’’ katanya.
Untuk upaya tersebut, DKPP Indramayu juga sudah mengirimkan surat kepada BBWS untuk bisa menggelontorkan debit air lebih banyak untuk wilayah Indramayu. Selain itu, memaksimalkan pompanisasi, baik memompa air yang ada di permukaan maupun bawah tanah.
Sementara itu, kondisi kekeringan itu di antaranya terjadi di Desa Karanganyar, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu. Bahkan, sejumlah petani membuat aksi balap motor di areal persawahan yang kering dan retak-retak.