REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Sebuah foto yang menampilkan pembukaan lahan berkala besar di lereng Gunung Tangkuban Parahu tepatnya di Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat
Foto itu pertama kali akun Instagram Deni Sugandi yang merupakan Ketua Asosiasi Profesi Pemandu Geowisata Indonesia (PGWI). Potret itu memperlihatkan kegiatan proyek pembukaan lahan berisi kegiatan penggalian serta pengurugan (cut and fill) untuk pembuatan jalan serta bangunan-bangunan. Foto memperlihatkan perusakan area hutan dan tanaman teh karena tangkapan kamera sangat kontras dengan kondisi di sekililing proyek yang berada di area rimbun vegetasi hutan Kawasan Bandung Utara (KBU).
"Jadi waktu itu kami sedang melaksanakan kegiatan pemanduan wisata Geourban Gunung Tangkuban Parahu memakai jalur perkebunan teh Sukawana lewat trek 11 menuju puncak Upas," ujar Deni Sugandi aaat dikonfirmasi, Jumat (28/3).
Dalam perjalanan Deni menerbangkan drone untuk melihat penampakan bentang alam di perkebunan teh itu. "Tiba-tiba pesawat saya menangkap dari kejauhan aktivitas pembukaan lahan dengan skala besar di sana, karena pesawat gak sampai ke lokasi saya pakai zoom untuk memotretnya," kata Deni.
Deni sangat menyayangkan dengan adanya pembukaan lahan skala besar di kawasan itu karena lokasi proyek berada di lereng gunung Tangkuban Parahu yang ditetapkan masuk KBU sebagai fungsi konservasi tangkapan air di Cekungan Bandung. Menurutnya, proyek itu berada di lahan perkebunan teh Sukawana milik PTPN VIII. Sehingga juga menumpas pohon teh yang jadi penguat lereng dan resapan air.
"Kita sangat menyayangkan aktivitas ini karena merusak bentang alam. Bakan masyarakat sekitar lapor sulit akses ke lokasi karena di pasang pagar dan dilarang pengembangan. Padahal lokasi itu juga salah satu akses pendakian ke Gunung Tangkuban perahu," kata dia.
Deni berharap, pemerintah meninjau ulang proyek yang digadang-gadang bakal jadi tempat wisata baru itu. Pasalnya, pembukaan lahan berkala besar di Bandung Utara akan jadi bom waktu bencana besar bagi warga Cekungan Bandung.
"Daerah imbuhan akan terganggu karena merubah tata guna lahan. Itu pakai skema betonisasi yang berdampak pada hilangnya daerah resapan. Kalau hilang dampak banjir dan longsor," katanya.
Terpisah, Camat Parongpong Herman Permadi membenarkan terkait adanya proyek pembukaan lahan di lereng gunung Tangkuban perahu. Namun dirinya tidak mengetahui permasalahan izin dan sebagainya karena bukan kewenangannya.
"Betul aktivitas proyek itu masuk wilayah Parongpong. Tapi saya tak tahu itu untuk apa karena dengan sistem perizinan OSS, kewilayahan baik desa atau kecamatan tidak lagi dilibatkan," katanya.