REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Anggota DPRD Jawa Barat dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Iwan Koswara menyampaikan optimisme terhadap peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Barat.
Ia menyebut capaian IPM Jabar sebesar 74,92 pada 2024 sebagai sinyal positif, meski belum bisa dikatakan luar biasa. "IPM kita memang tumbuh, tapi masih menyisakan pekerjaan rumah, terutama dalam sektor pendidikan dan pengentasan kemiskinan. Tapi saya yakin 2025 akan jadi tahun lompatan," ujarnya kepada Republika, Rabu (9/4/2025).
Jika dibanding dengan rata-rata IPM nasional yang pada 2024 tercatat sebesar 74,39, capaian Jawa Barat memang sedikit lebih tinggi. Namun, provinsi-provinsi seperti DKI Jakarta (81,65) dan Yogyakarta (80,22) masih jauh di depan.
Hal ini menunjukkan meskipun Jabar mencatat kemajuan, masih ada jarak untuk benar-benar masuk ke kategori high human development. Iwan menyoroti beberapa indikator utama. Rata-rata lama sekolah warga Jabar baru mencapai 8,87 tahun, sementara harapan lama sekolah 12,80 tahun.
“Ini artinya, banyak dari anak-anak kita yang belum menyelesaikan pendidikan menengah. Bahkan, angka partisipasi sekolah usia 16-18 tahun baru 71,15 persen. Masih ada satu dari empat remaja kita yang tidak duduk di bangku SMA atau sederajat,” ujarnya.
Tingkat pengangguran terbuka memang menurun dari 7,44 persen menjadi 6,75 persen tetapi angka ini masih lebih tinggi dari rata-rata nasional yang berada di angka 5,32 persen.
"Artinya, masih ada tantangan besar dalam menyambungkan dunia pendidikan dengan dunia kerja. Banyak lulusan kita yang belum terserap,” katanya.
Ia juga menyoroti rendahnya daya beli dan kualitas hidup. Pengeluaran per kapita masyarakat Jabar masih di angka Rp 12,16 juta per tahun, lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional yang mencapai sekitar Rp13 juta.
Sementara itu, prevalensi stunting anak-anak di Jawa Barat masih berada di angka 21,7 persen (2023), lebih tinggi dari target nasional sebesar 14 persen pada 2024.
“Kalau kita bicara IPM, kita sedang bicara tentang kualitas hidup manusia, tentang harapan hidup anak, akses mereka ke pendidikan, dan kemampuan ekonomi keluarga. Ini bukan sekadar angka statistik,” tegas Iwan.
Ia mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat memperkuat investasi di sektor pendidikan dan kesehatan dasar. “DPRD terus mendorong agar IPM dijadikan prioritas utama. Ini soal harkat dan martabat warga Jawa Barat,” tambahnya.
Iwan pun menyatakan keyakinannya di bawah kepemimpinan gubernur baru, Kang Dedi Mulyadi (KDM), Jawa Barat bisa melesat lebih jauh. “KDM pro rakyat, Saya percaya dengan arah kebijakan yang tepat, IPM Jabar bukan hanya naik, tapi bisa jadi istimewa.”