Rabu 14 May 2025 21:27 WIB

Hujan Deras, Bandung Dikepung Banjir

Ada 19 titik banjir dan genangan di Kota Bandung dengan ketinggian air bervariasi.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Karta Raharja Ucu
Akses jalan Dayeuhkolot menuju Baleendah, Kabupaten Bandung terendam banjir.
Foto: M Fauzi Ridwan
Akses jalan Dayeuhkolot menuju Baleendah, Kabupaten Bandung terendam banjir.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Hujan deras yang terjadi sejak Rabu (14/5/2025) sore hingga malam menyebabkan banjir dan genangan air di sejumlah ruas jalan di Kota Bandung, Jawa Barat. Tercatat terdapat 19 titik banjir dan genangan yang muncul selama hujan deras di Kota Bandung dengan ketinggian air bervariasi.

Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Bandung melaporkan terdapat 5 titik banjir dan 14 titik genangan di sejumlah ruas jalan Kota Bandung. Banjir terjadi di Jalan Kopo Citarip dan Jalan Soekarno Hatta- Jalan Pasirkoja, Jalan Cikapundung Babakan Ciamis. Jalan Siliwangi Coblong dan Jalan Jupiter Barat dekat kolam retensi.

Ketinggian banjir bervariasi mulai dari 30 sentimeter hingga 60 sentimeter. Sedangkan genangan terjadi di 14 titik seperti di Jalan Cibuntu, Kompleks Dian Permai, Jalan Cibaduyut, Jalan Peta-Jalan Leuwipanjang.

Terowongan Jalan Cibaduyut, Jalan Cibaduyut depan kantor TVRI. Jalan Cikutra depan Rumah Sakit Santo Yusup. Gang Apandi Braga, RW 13 Kelurahan Tamansari. Jalan Ibrahim Adjie. Jalan Margacinta.

Genangan terjadi di RW 18 Taman Siswa, Jalan Terusan Jakarta depan Superindo dan Jalan Sudirman depan Pasar Andir, Kota Bandung. Ketinggian air genangan bervariasi mulai dari 15 sentimeter hingga 20 sentimeter.

Genangan dan banjir yang terjadi di sejumlah ruas jalan di Kota Bandung menyebabkan kemacetan yang tidak terhindarkan seperti diantaranya di Jalan Kopo. Sebab, banyak pengendara motor atau mobil memilih berhenti dan tidak melintasi genangan atau banjir.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung Teguh Rahayu mengatakan Kota Bandung dan sekitarnya tengah memasuki musim peralihan dari musim hujan ke kemarau. Ia menyebut cuaca ekstrem berpotensi terjadi dengan skala lokal.

Ia melanjutkan, musim kemarau dimulai pada akhir bulan Mei. "Masyarakat diimbau tetap waspada," ucap dia belum lama ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement