REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat (Jabar) mengungkapkan tiga hotel bintang 3 di Jabar gulung tikar akibat defisit keuangan. Salah satu penyebabnya diduga karena kebijakan efisiensi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
"(Gulung tikar) di Bogor dua (hotel) di Depok satu. Kalau gak salah Bogor bintang tiga," ujar Ketua PHRI Jabar Dodi Sofiandi saat dihubungi, Rabu (28/5/2025).
Penyebab hotel gulung tikar, ia menyebut karena tamu yang berkurang sehingga tidak bisa membayar gaji karyawan dan operasional. Ia menyebut rata-rata okupansi hotel sejak bulan Januari hingga Mei di angka 42 persen.
Padahal, kata Dodi, minimal okupansi hotel di angka 50 persen untuk menutup operasional kegiatan. Untuk menyiasati keuangan yang defisit, hotel-hotel sudah tidak mempekerjakan pekerja harian, pekerja kontrak tidak diperpanjang.
Selain itu, diberlakukan sistem shift untuk bekerja yaitu dua pekan bekerja dan dua pekan libur. Langkah tersebut dilakukan untuk menyiasati keuangan yang defisit.
Ia melihat saat ini kelas menengah berpikir dua kali untuk berwisata dan terlebih dahulu mementingkan kebutuhan sehari-hari. Sedangkan libur panjang tidak sepenuhnya dapat membantu operasional hotel.
Dodi menyebut salah satu faktor penyebab keuangan hotel hotel di Jawa Barat defisit karena kebijakan intruksi presiden tentang efisiensi. Ia membandingkan saat Covid-19 dengan saat ini, dimana hotel sempat tidak terdapat kunjungan wisatawan.
Namun, saat keran wisata dibuka terjadi peningkatan signifikan. Sedangkan saat ini tidak terjadi kenaikan signifikan dan malah semakin parah.