REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Sapi betina milik peternak di Kampung Pojok Girang, RT 01/04,Desa Cikahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat dilaporkan mati mendadak. Belum diketahui penyebab pastinya, namun gejalanya berbeda dengan Penyakit Mulut Kuku (PMK) yang sebelumnya pernah mewabah.
"Sapinya betina, mendadak mati hari Rabu kemarin tanggal 23 Juli. Tiba-tiba kejang-kejang, padahal sebelumnya sehat dan setelah 7 hari melahirkan," ujar Iyus (43) salah seorang peternak, akhir pekan ini.
Menurut Iyus, awalnya ia sama sekali tidak melihat tanda-tanda mencurigakan dari sapi perah berbobot 300 kilogram seharga Rp 30 juta itu. Bahkan pada hari Senin sempat diberi vaksin vitamin. Hanya saja sapi itu agak sulit diperas susunya karena ambing atau puting susu sapinya membesar sehingga sulit untuk diperas. "Waktu diperas dapat 14 liter susu, padahal kalau normal itu bisa sampai 25 liter lebih," kata Iyus.
Enok (50), peternak lainnya mengaku sapinya yang mati mendadak mengalami tanda-tanda kaki sapi bengkak, air susunya gak keluar. Setelah daging sapi dibelah, organ dalamnya bermasalah, jantungnya bengkak, penyakitnya seperti menyerang limpa dan paru-paru.
"Sapi saya mati setelah melahirkan, anak sapinya yang baru lahir juga ikut terinfeksi dengan gejala kejang-kejang dan mati. Enggak tau kenapa, belum pernah seperti ini," kata Enok.
Enok mengatakan, penyakit ini hanya menyerang sapi betina bunting. Kasus kematian terakhir di wilayah tersebut terjadi beberapa hari lalu yang dialami tetangganya. Untuk menghindari kerugian lebih besar, ada peternak yang menjual sapi mereka dengan harga murah. "Kejadian ini sudah dilaporkan, sebab peternak khawatir akan semakin memburuk," katanya.