REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Harga beras eceran di pasar tradisional di Kota Cimahi, Jawa Barat masih terpantau tinggi. Tingginya harga pangan utama tak sejalan dengan penjualan yang dialami pedagang yang justru mengalami penurunan.
Seperti yang terpantau Republika di Pasar Atas Baru, Kota Cimahi pada Selasa (26/8/2025). Pedagang menjual harga beras termurah di Rp 14 ribu per kilogram, padahal awalnya Rp 12 ribu per kilogram. Kemudian beras paling mahal dijual Rp 16.500 per kilogram padahal biasanya Rp 15 ribu per kilogram.
"Sekarang harga beras masih mahal, masih tinggi. Saya jual yang medium Rp 14 ribu per kilogram, kalau yang premium Rp16.500 per kilogram. Udah lama naiknya, enggak turun lagi tetep tinggi," ujar Tiah (53), salah seorang pedagang.
Ia tak mengetahui secara detail penyebab tingginya harga beras tahun ini. Hanya saja, kata dia, beras lokal yang kini lebih banyak diserap langsung oleh Perum Bulog bisa saja jadi pemicunya. Terlebih lagi pedagang seperti dirinya sejauh ini belum pernah mendapat jatah untuk menjual stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP).
"Kurang tau kenapa mahal terus, soalnya kalau stok mah cukup. Saya biasanya dapat beras dari Indramayu sama Kabupaten Bandung. Bisa aja mungkin sekarang stok beras lokalnya diserap Bulog," kata Tiah.
Selain harga beras tinggi, pedagang beras di Pasar Atas Baru Cimahi juga mengeluhkan penjualan yang lesu belakangan ini. Biasanya Tiah bisa menjual hingga 2 ton sehari, namun kondisi sekarang rata-rata hanya terjual setengahnya.
Selain karena dampak ekonomi, menurutnya sepinya pembeli juga dikarenakan mulai turunnya bantuan pangan gratis hingga merebaknya beras SPHP yang dijual murah yang disediakan pemerintah. Tiah berharap pemerintah segera memberikan solusi ditengah gejolak harga beras ini.
"Sekarang menang agak menurun, apalagi bansos beras mulai turun. Terus masyarakat juga sekarang karena lagi mahal, yang biasanya beli 1 karung misalnya paling jadi setengah karung," kata Tiah.
Tingginya harga beras juga sangat memberatkan masyarakat di Kota Cimahi. Seperti halnya yang diutarakan Tuti Restuti (65), warga Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan. "Buat keluarga sederhana kaya saya, kondisi harga sekarang terutama beras cukup memberatkan. Biasanya saya beli 1 karung yang premium, tapi sekarang jarang," katanya.