Jumat 05 Sep 2025 17:50 WIB

Kesaksian Tetangga Soal Ibu dan Dua Anaknya Ditemukan Meninggal, Sering Didatangi Penagih Utang

Korban sering didatangi oleh orang asing yang ingin bertemu suaminya.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Surat wasiat EN sebelum ditemukan tewas bersama dua anaknya.
Foto: Istimewa
Surat wasiat EN sebelum ditemukan tewas bersama dua anaknya.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Yogi Ramdani (23 tahun) tetangga EN (34 tahun) mengaku tidak menyangka jika tetangganya yang tinggal tepat di depan rumahnya nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Bahkan, ia tidak habis pikir kedua anaknya AAP (9 tahun) dan AAP (11 bulan) turut meninggal dunia.

Seperti diketahui, EN ditemukan meninggal tergantung di pintu kamar rumah kontrakannya di sebuah gang di Kampung Cae, Desa Kiangroke, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jumat (5/9/2025) dini hari. Sedangkan kedua anaknya tak bernyawa dengan posisi tergeletak di lantai rumah.

Baca Juga

EN mengatakan, tetangga mendengar suara suami korban YS yang berteriak-teriak menggedor-gedor pintu rumah karena tidak kunjung dibuka oleh istrinya, Jumat (5/9/2025) dini hari. Selanjutnya, warga pun menanyakan alasan YS berteriak-teriak.

"Waktu ditanyain kenapa, enggak ada keluar-keluar keluar gitu istrinya. Baru dari situ ngambil kursi dan melihat lewat ventilasi pas dilihat ada kaki anaknya, yang dipanggil-panggil enggak ada yang nyaut Itu," ujar EN, Jumat (5/9/2025).

Setelah itu, kata EN, suaminya bersama warga termasuk dirinya mendobrak pintu rumah. Setelah didobrak, terlihat istrinya tergantung di pintu kamar, dan dua anaknya tergeletak di lantai dengan kondisi sudah meninggal dunia. "(Suaminya) histeris langsung syok berat," kata dia.

Setelah itu, ia mengatakan warga melaporkan kejadian ke polisi. Yogi sendiri mengaku kaget dengan peristiwa tersebut. Sebab ia mengenal sosok korban sebagai ibu yang baik dan terlihat tidak memiliki masalah. "Iya, kaget pasti. Syok tiba-tiba kan yang biasanya lewat kan ketemu tiap hari. Enggak nyangka aja gitu.  Kesehariannya biasa, normal gitu," katanya.

Ia mengaku tidak pernah mendengar dari rumah korban suara ribut-ribut. Yogi menyebut suami korban merupakan pekerja yang bekerja malam hari. Ia mengatakan korban sendiri lebih banyak di rumah  karena mengurus anaknya yang masih bayi. "Keseharian baik gak terlihat ada masalah," kata dia.

Menurut Yogi, suami korban merupakan penduduk asli Kampung Cae sedangkan korban berasal dari Cimaung, Kabupaten Bandung. Mereka sudah setahun lebih mengontrak di RT 01 RW 07 Kampung Cae.

Selama tinggal di rumah kontrakannya, Yogi menyebut korban sering didatangi oleh orang asing yang ingin bertemu suaminya. Bahkan beberapa kali orang asing tersebut mendatangi rumahnya untuk menanyakan keberadaan suami korban. "Jadi tiba-tiba nanya ke sini aja orang asing itu, banyak lah beberapa kali (menagih utang," kata dia.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement