Ahad 14 Feb 2021 19:20 WIB

Dampak Pergerakan Tanah di Nyalindung Sukabumi Meluas

Dilaporkan ada sekitar 123 rumah yang terdampak dan terancam pergerakan tanah.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Irfan Fitrat
Dampak pergerakan tanah (Ilustrasi).
Foto: ANTARA/Adeng Bustomi
Dampak pergerakan tanah (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Dampak pergerakan tanah yang terjadi di wilayah Kampung Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, dilaporkan meluas. Akibat pergerakan tanah, sejumlah warga terpaksa harus mengungsi sementara.

Berdasarkan informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, hingga akhir Januari lalu dilaporkan ada sekitar 54 rumah yang terancam pergerakan tanah. Sekarang ini jumlahnya bertambah. “Jumlah keseluruhan rumah terdampak bencana sebanyak 123 rumah, yang dihuni sebanyak 139 kepala keluarga (KK) atau 432 jiwa,” kata Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi Anita Larasati, Ahad (14/2).

Menurut Anita, sekitar 20 rumah yang terdampak bencana dihuni 21 KK atau 50 jiwa. Sementara 103 rumah yang kondisinya terancam pergerakan tanah ini dihuni 118 KK atau 382 jiwa.

Imbas dari pergerakan tanah ini, sebanyak 56 KK atau 168 jiwa dilaporkan mengungsi. Sebanyak 19 KK atau 64 jiwa dilaporkan mengungsi ke gedung SD. Sejumlah warga lainnya mengungsi sementara ke rumah saudara atau kerabatnya.

Anita mengatakan, personel BPBD terus memantau kondisi pergerakan tanah di wilayah Kecamatan Nyalindung ini, dan memastikan pemenuhan kebutuhan logistik warga yang terdampak bencana.

Berdasarkan data BPBD, pada awal tahun ini sudah ada dua laporan kejadian pergerakan tanah. Selain di wilayah Nyalindung, pergerakan tanah juga dilaporkan terjadi di wilayah Desa Ciengang, Kecamatan Gegerbitung. Koordinator Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna sebelumnya menjelaskan, hingga pertengahan Januari lalu, pergerakan tanah di wilayah Desa Ciengang itu berdampak terhadap sekitar 113 KK atau 321 jiwa.

Kejadian pergerakan tanah juga dilaporkan terjadi pada tahun lalu di wilayah Kabupaten Sukabumi. Berdasarkan data BPBD, dari total sekitar 470 kejadian bencana pada 2020, sebanyak 16 di antaranya merupakan kejadian pergerakan tanah. Adapun yang mendominasi merupakan kejadian longsor, yaitu 248 kejadian. Terdata juga 104 kejadian angin kencang, 63 kejadian kebakaran, 27 kejadian banjir, 2 kejadian gempa bumi, dan 10 kejadian bencana lainnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement