Senin 22 Feb 2021 12:11 WIB

Emil Tingkatkan Peran Ulama Soal Fatwa Vaksin Covid-19 Halal

Survei Indikator, 81,9 persen warga siap menerima vaksin Covid-19 hanya jika halal.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Erik Purnama Putra
Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menjadi narasumber webinar Indikator yang bertajuk 'Rilis Survei Nasional: Siapa Enggan Divaksin? Tantangan dan Problem Vaksinasi Covid-19' pada Ahad (21/2).

Sampel survei Indikator Politik Indonesia institut riset di Jakarta, dilakukan terhadap 1.200 responden yang berasal dari seluruh Indonesia yang terdistribusi secara proporsional dan dilakukan selama 1-3 Februari 2021.

Profil demografi sampel, terdiri laki-laki 50,1 persen dan perempuan 49,9 persen; perdesaan 50,5 persen dan perkotaan 49,5 persen; usia 26-40 tahun 37 persen dan 41-55 tahun 25,4 persen; Islam 87,8 persen dan lainnya 12,2 persen; serta etnis Jawa 41,8 persen, Sunda 15,2 persen, dan Batak 2,8 persen.

Salah satu temuan survei nasional tersebut, yakni 81,9 persen warga siap menerima vaksin Covid-19 hanya jika halal. Ridwan Kamil mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar mendorong kerja sama dengan tokoh agama untuk sosialisasi vaksinasi Covid-19.

"Saya akan tingkatkan peran-peran ulama untuk memberikan fatwa-fatwa penguatan terhadap vaksin," ujar Emil, sapaan akrab Ridwan.

Temuan lain lewat survei itu, yakni 15,8 persen sangat bersedia divaksin, 39,1 persen cukup bersedia divaksin, 32,1 persen kurang bersedia, 8,9 persen sangat tidak bersedia, dan 4,2 persen tidak tahu/tidak jawab. Sebanyak 53,3 persen pun percaya jika vaksin efektif mencegah penularan Covid-19.

Emil pun mengapresiasi temuan dari survei nasional Indikator Politik Indonesia yang dilakukan secara spesifik. Ia berharap, temuan bisa membantu Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Jabar untuk membuat komunikasi publik yang baik terkait vaksinasi.

"Urusan vaksin PR kita masih banyak. Jadi Jabar akan menggunakan data (survei) ini. Nanti saya akan analisis ke tim saya untuk melakukan simulasi komunikasi publik. Berdasarkan temuan ini akan lebih efektif," kata Emil.

"Prinsip hidup saya sebagai pemimpin, good data good decision, bad data bad decision, no data no decision. Data penting sekali bagi saya dalam memutuskan sebuah keputusan," ujar Emil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement