REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU — Setelah terdampak banjir, sawah di sejumlah wilayah Kabupaten Indramayu kini diserang organisme pengganggu tanaman (OPT) berupa hama tikus. Hama tikus ini dilaporkan menyerang tanaman padi, antara lain di area persawahan wilayah Kecamatan Gabuswetan.
Menurut Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Gabuswetan, Nurdin, ada sekitar 30 hektare sawah di daerahnya yang diserang tikus. “Tanaman padi yang diserang tikus rata-rata umurnya 60-70 hari, sudah mau bunting (berbulir),” kata dia, Selasa (9/3).
Nurdin mengatakan, pascabanjir, tanaman padi di daerahnya memang hampir seluruhnya bisa diselamatkan. Namun, kini malah jadi incaran tikus. Ia menduga salah satu faktor penyebab serangan tikus ini adalah masa tanam yang tidak serentak. Pasalnya, di beberapa daerah yang terdampak banjir, padinya puso, sehingga petani mesti tanam ulang.
Sebelum memulai musim tanam dulu, Nurdin mengatakan, petani di daerahnya sebenarnya sudah melakukan gropyokan atau berburu tikus. Namun, hama ini kembali muncul. Petani pun bersiasat untuk mengatasinya. “Untuk mengatasinya, petani menggunakan belerang yang baunya menyengat, sehingga membuat tikus keluar dari sarangnya. Saat itulah tikus akan dijaring,” ujarnya.
Jika hama tikus ini tidak segera diatasi, menurut Nurdin, dikhawatirkan dapat menurunkan tingkat produksi padi. Ia mengatakan, penurunan produksi ini bergantung tingkat kerusakan padi yang diserang tikus. Apabila dampaknya terbilang parah, kata dia, penurunan produksinya bisa mencapai sekitar 60-70 persen.
Selain di Gabuswetan, hama tikus pun dilaporkan menyerang padi di sawah wilayah Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu. Serangan hama ini terjadi setelah sawah kebanjiran. Menurut Ketua KTNA Kecamatan Kandanghaur, Waryono, ada sekitar 2.030 hektare sawah yang mesti ditanami ulang akibat banjir yang terjadi pada pekan kedua Februari lalu.
Sementara tanaman padi yang bisa diselamatkan dari dampak banjir sekitar 2.000 hektare. “Tanaman yang selamat inilah yang menjadi sasaran serangan tikus,” kata dia.
Menurut Waryono, sejauh ini ada sekitar enam hektare tanaman padi yang mulai diserang tikus. Padi yang diserang hama ini kondisinya disebut sudah mulai berbulir.
Ia menduga tikus yang menyerang padi ini berasal dari kawasan permukiman. Lantaran kawasan permukiman sempat terdampak banjir, ia memperkirakan tikus berpindah mencari makan di sawah. “Tikus itu tidak tinggal di lubang-lubang di sawah. Mereka langsung datang menyerang untuk mencari makan dan pergi lagi,” ujar Waryono.