Jumat 14 Jan 2022 06:39 WIB

Polres Ciamis Minta Keterangan Korban ‘Lingkaran Setan’

Polres Ciamis mengabarkan ada dua korban yang dimintai keterangannya.

Rep: Bayu Adji P, Arie Lukihardianti/ Red: Irfan Fitrat
SMAN 1 Ciamis, Kabupaten Ciamis.
Foto: Republika/Bayu Adji P
SMAN 1 Ciamis, Kabupaten Ciamis.

REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS — Jajaran Polres Ciamis menindaklanjuti laporan dugaan perpeloncoan dalam kegiatan latihan pramuka siswa SMAN 1 Ciamis. Menurut Kepala Seksi Humas Polres Ciamis Iptu Magdalena, berdasarkan laporan, sementara ini ada tiga orang yang diduga menjadi korban dalam kegiatan yang disebut “lingkaran setan” itu.

Pada Kamis (13/1/2022), polisi meminta keterangan dari siswa yang dilaporkan menjadi korban. Magdalena mengatakan, polisi meminta keterangan dari empat orang, yaitu dua korban dan dua saksi. Proses tersebut masih berjalan hingga Kamis petang. “Masih dimintai keterangan,” kata dia.

Kasus dugaan perpeloncoan itu dilaporkan ke Polres Ciamis oleh salah satu orang tua siswa, Aa Amay (51 tahun), pada Rabu (12/1/2022). Peristiwa itu diduga terjadi di tempat indekos alumnus SMAN 1 Ciamis, yang berlokasi di Desa Kertaharja, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis. Menurut dia, anaknya, yang merupakan siswa kelas X di SMAN 1 Ciamis, mengikuti kegiatan latihan pramuka bersama rekan seangkatannya.

Di tempat kegiatan, berdasarkan keterangan anaknya, Amay mengatakan, sejumlah siswa kelas X diminta membentuk lingkaran oleh seniornya, yang disebut “lingkaran setan”. Di mana mereka kemudian disuruh saling menampar. Ia mendapati ada luka pada wajah anaknya. “Anak saya kelihatan bibir sobek, sama lebam di wajahnya,” ujar dia.

Menurut Amay, salah satu korban dugaan perpeloncoan itu masih menjalani perawatan di rumah sakit wilayah Pangandaran. Ia mengonfirmasi anaknya dimintai keterangan oleh polisi terkait kejadian itu. “Anak saya, sama satu anak lagi, dimintai keterangan oleh kepolisian,” kata dia, saat dikonfirmasi Republika.co.id. 

Salah satu siswa kelas XI SMAN 1 Ciamis sebelumnya mengakui adanya latihan pramuka di tempat indekos salah satu alumnus. Saat kegiatan itu, kata dia, siswa kelas X diminta membuat “lingkaran setan”, untuk kemudian saling menampar. Hal itu disebut dilakukan untuk menentukan sosok yang akan menjadi pimpinan sangga (pinsa) pramuka. “Memang itu tradisi kegiatan ‘lingkaran setan’, jadi mereka melingkar dan saling tampar. Memang sudah dari dulu seperti itu. Ada alumni juga,” kata siswa berusia 17 tahun itu.

Respons Disdik Jabar

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (Disdik Jabar) Dedi Supandi mengatakan, berdasarkan informasi yang didapatnya, kegiatan tersebut tidak diketahui pihak sekolah. “Terkait kejadian pramuka di SMAN 1 Ciamis, kejadian itu berawal dari hari Sabtu, di luar sekolah. Jadi, sebetulnya itu kegiatan di luar instansi pendidikan, dan tidak ada izin dari sekolah,” kata dia, Kamis (13/1/2022).

Dedi menyayangkan adanya laporan dugaan tindak kekerasan dalam kegiatan itu. “Yang disayangkan memang kejadian tindakan kekerasan ini berdampak ada tiga orang yang masuk rumah sakit. Yang dua orang sudah keluar rumah sakit dan siap sekolah lagi. Sedangkan yang satu belum,” ujarnya.

Merespons kasus itu, Dedi mengatakan, diperlukan upaya pengawasan kegiatan ekstrakurikuler pramuka, terlebih yang melibatkan alumni. “Karena sudah ada kebiasaan lama seperti itu, yang dilakukan secara turun-temurun,” kata dia.

Dedi mengapresiasi orang tua siswa yang sudah melaporkan kejadian itu. Menurut dia, langkah itu bisa menjadi bagian dalam upaya memutus mata rantai “kebiasaan lama”. Terkait upaya penanganannya, kata dia, sementara ini akan dilakukan moratorium kegiatan pramuka di gugus depan SMAN 1 Ciamis. “Kami juga sudah melaporkan ke Kwarda Jawa Barat. Nanti selama moratorium akan melakukan pembenahan untuk memperbarui struktural dalam rangka memutus mata rantai,” kata Dedi.

Ke depan, Dedi pun mengharapkan pihak sekolah benar-benar dapat menerapkan konsep sekolah ramah anak. Tidak hanya ketika kegiatan belajar mengajar di kelas, tapi juga untuk kegiatan lainnya. “Harus sampai ke kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement