REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Perubahan dalam sistem pendidikan harus dimulai dari sekolah-sekolah. Karena, kalau ekosistem sekolah kuat, maka layanan pembelajaran yang menjadi proses pendidikan juga akan berjalan dengan baik. Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Provinsi Jawa Barat (Jabar), Dr Purwanto M Pd menilai, peran kepala sekolah sebagai pemimpin sangat penting untuk membangun eskosistem sekolah yang kuat.
“Makanya kita terus berupaya menata kepemimpinan kepala sekolah agar berjalan secara efektif membangun ekosistem sekolah yang kuat, agar tatanan pembelajarannya bisa berjalan dengan baik,” ujar Purwanto sata menghadiri workshop Bimbingan Teknis (Bimtek) bagi Kepala Sekolah (Kepsek) dan Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Bidang Kurikulum dari wilayah Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang dan Kota Cimahi yang digelar oleh Yayasan Edukasi Bangsa Unggul (EBU) di Hotel Grand Asrilia, Jalan Pelajar Pejuang, Kota Bandung, Senin (8/12/2025).
Purwanto menilai, jika layanan pembelajarannya berjalan dengan baik, maka siswa-siswi akan menjadi anak-anak yang berkualitas. “Itu menjadi tujuan kita agar menjadi bangsa yang maju generasi emasnya bisa segera tercapai,” katanya.
Namun sebaliknya, kata dia, kalau pemimpin di sekolah dalam hal ini kepala sekolah tidak bermutu dan guru-guru tidak punya kompetensi, maka jangan harap Indonesia akan maju. Karena, semuanya akan bermuara pada layanan pembelajaran guru dan murid.
Terkait pendidikan karakter, kata Purwanto, tak cukup hanya diajarkan tapi dibiasakan. Jadi, setelah anak-anak diberikan pemahaman, kemudian harus dibiasakan. Namun, sering kali ada kekeliruan atau salah pemahaman, bahwa membentuk karakter itu bukan dengan pembiasaan tapi cukup dengan cara diajarkan saja. "Padahal yang paling penting membiasakan dan membudayakan keteladanan. Ajarkan anak-anak dari yang sederhana yang ada di sekitarnya sehari-hari, mulai dari membersihkan lingkungan sekolah dan ruang kelas sendiri,” paparnya.
Selain itu, kata dia, yang paling penting siswa-siswi tersebut jangan terlalu dimanjakan. “Jangan dikit-dikit membersihkan ruang kelas dan lingkungan sekolah dilakukan oleh penjaga sekolah,” kata Purwanto.
Karena, kata Purwanto, pendidikan karakter harus dimulai dari hal-hal sederhana, seperti membersihkan lingkungan sekolah dan ruang kelas yang harus dilakukan oleh siswa sendiri. “Ini yang hilang dari anak-anak kita, tanggung jawab, sensitifitas, kepedulian. Mereka (siswa, red) tidak peduli terhadap lingkungan, karena tidak dibiasakan oleh pihak sekolah, makanya mereka merasa tidak punya tanggung jawab,” papar Purwanto.
Workshop yang dihadiri ratusan Kepsek dan Wakasek ini, mengusung tema “Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah dalam Kepemimpinan dan Manajemen Berorientasi Pembelajaran Mendalam”. Purwanto pun, sangat mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan EBU ini.
Purwanto menilai, untuk memajukan pendidikan perlu keterlibatan pihak eksternal salah satunya sumbangsih yang dilakukan EBU. “Pendidikan juga kolaboratif, enggak bisa sekolah dalam hal ini Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat bisa berjalan sendiri. Ini salah satu kolaborasi dengan EBU, yang mau berkontribusi memberikan pembelajaran mendalam, kepemimpinan," paparnya.
Di tempat yang sama, Ketua Yayasan Edukasi Bangsa Unggul (EBU) Dr Rahmat Fadhli Ed M, mengatakan, pelaksanaan Bimbingan Teknis (Bimtek) bagi Kepala Sekolah (Kepsek) dan Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) merupakan komitmen lembaganya dalam memperkuat fondasi pendidikan Indonesia.
Bimtek ini, kata Rahmat, bertujuan untuk meningkatkan kompetensi profesional Kepsek dalam kepemimpinan dan manajemen sekolah yang berorientasi pembelajaran mendalam. “Kami berharap melalui workshop ini, para Kepsek, Wakasek, termasuk guru-guru memiliki konsep growth mindset atau wawasan bertumbuh karena dunia terus berubah,” ujar alumnus Boston University USA ini.