REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Polda Jawa Barat memberi alasan tak menembak pelaku pencurian dengan pemberatan (curat) di gerbang keluar tol Pasirkoja yang viral di media sosial beberapa waktu lalu. Keputusan untuk menembak diskresi dari petugas yang menangkap di lapangan.
Sebelumnya dalam aksi penangkapan tersebut, polisi berpakaian preman sempat menembak ke arah atas untuk memperingati pelaku yang mencoba melarikan diri. Beberapa kali sempat ingin melarikan diri, pelaku berjumlah tiga orang akhirnya ditangkap.
Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Ibrahim Tompo mengatakan, keputusan menembak merupakan diskresi anggota polisi di lapangan. Petugas akan melihat situasi dan kondisi di lapangan saat melakukan penangkapan.
"Tindakan di lapangan merupakan bagian dari diskresi masing-masing anggota di lapangan. Tadi diskresi itu digunakan dan harus pertimbangan oleh anggota menyesuaikan dengan kondisi lapangan. Apabila terjadi situasi yang memungkinkan atau menjadi kendala dalam hal pelaksanaan tindakan tegas itu akan jadi pertimbangan dari anggota sendiri," ujarnya, Kamis (28/4/2022).
Dia memperkirakan, petugas tidak melakukan penembakan karena mempertimbangkan risiko sehingga belum mengambil tindakan tegas. Namun, seiring waktu berhasil mengamankan para pelaku sehingga proses penangkapan berjalan bagus.
"Langkah diskresi melekat kepada personel. Nah, pertimbangan penggunaannya itu disesuaikan oleh situasi yang dihadapi atau tantangan yang dihadapi kemarin," katanya.
Kabid humas mengatakan, keputusan menembak pelaku merupakan kewenangan masing-masing petugas. Dia sendiri tidak dapat menyampaikan alasan petugas tidak menembak.
"Itu merupakan pertimbangan personel dari personelnya sehingga saya sendiri tidak bisa menyampaikan apa pertimbangan yang terjadi tersebut," katanya.
Dia menambahkan, petugas sempat melakukan penyergapan tiga kali terhadap para pelaku curat. "Saya dalami kembali tersebut, tapi ada 3 kali penyergapan," katanya.