Jumat 24 Jun 2022 08:09 WIB

Kekurangan Inspektur Damkar Gedung Bertingkat, Diskar Gandeng ICM 

Petugas inspektur Damkar saat ini di Kota Bandung hanya 5 orang.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Pelatihan/Bimtek Peningkatan Kapasitas Petugas Pemadam dan Penyelamatan Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung, di Bandung, belum lama ini.
Foto: Istimewa
Pelatihan/Bimtek Peningkatan Kapasitas Petugas Pemadam dan Penyelamatan Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung, di Bandung, belum lama ini.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung, saat ini kekurangan tenaga inspektur damkar yang tahu bagaimana sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung (bertingkat). Padahal menurut PLT Kepala Diskar PB Kota Bandung, Gun Gun Sumaryana, saat ini pembangunan gedung bertingkat baik apartemen, perkantoran, maupun pusat perbelanjaan terus bertambah di Kota Bandung.

Namun, kata Gun Gun, di lain pihak petugas inspektur Damkar saat ini di Kota Bandung hanya 5 orang. Tentunya, ini tidak mencukupi dan berdampak fatal jika pemeriksaan atau pengecekan sistem proteksi kebakaran pada gedung tidak dilakukan secara benar.

“Untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat, terutama dalam pencegahan kebakaran, salah satu upaya yang kita lakukan adalah memberikan pelatihan atau Bimtek (bimbingan teknis) kepada petugas pemadam dan penyelamat dalam hal sistem proteksi Gedung,” ujar Gun Gun disela-sela acara Pelatihan/Bimtek Peningkatan Kapasitas Petugas Pemadam dan Penyelamatan Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung, di Bandung, belum lama ini.

Pelatihan dan Bimtek ini berlangsung selama 3 hari. Yakni, dari tanggal 21 – 23 Juni 2022, diikuti sekitar 180 peserta terdiri-dari 3 pleton, yang sebagian adalah pekerja harian lepas (PHL).

Gun Gun mengatakan, pelatihan ini fokus pada PHL Damkar Kota Bandung yang selama ini belum pernah mendapat pelatihan bagaimana sistem proteksi kebakaran di gedung bertingkat.

“Makanya, kita bekali mereka agar sewaktu-waktu dibutuhkan untuk diikutsertakan sebagai inspektur, sebab kita sekurangan. Saat ini Kota Bandung hanya punya 5 inspektur,” katanya.

Untuk itu, kata Gun Gun, Damkar Kota Bandung mengundang konsultan property management Inner City Management (ICM) sebagai narasumber untuk membagi ilmu dan pengalamannya dalam menerapkan Safety Building System di gedung-gedung bertingkat kelolaannya. 

“Sebab, kami tahu selama 16 tahun ICM berpengalaman mengelola keselamatan puluhan gedung di beberapa kota besar di Indonesia,” katanya.

General Manager Safety ICM, Encep Saifuddin, mengatakan, sebagai petugas inspektur Damkar mereka dituntut mengetahui sistem dan berbagai fasilitas yang terkait dengan keselamatan sebuah gedung. Bagaimana fungsi, cara kerja/penggunaannya ketika terjadi keadaan darurat.

“Kami datang dengan tim untuk memberikan wawasan yang dapat diterapkan oleh para petugas Damkar yang ada di Kota Bandung, agar mengerti bahwa kalau mereka bekerja tanpa didukung alat proteksi akan membahayakan jiwa mereka sendiri. Sebagai inspektur Damkar mereka harus mengecek hal-hal penting untuk meminimalisasi terjadinya kebakaran,” papar Encep.

Encep menjelaskan, tugas inspektur Damkar adalah melakukan pengecekan dan pengetesan persiapan suatu gedung yang akan dioperasikan. Apakah sesuai dengan standar yang ditetapkan atau belum. Serta apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan pengelola Gedung. Inspektur Damkar harus bisa berikan arahannya.

“Selama ini ICM sangat peduli terhadap keselamatan orang-orang yang tinggal dalam gedung kelolaan kami," katanya. 

Sehingga, kata dia, memotivasi pihaknya untuk selalu berusaha bagaimana agar para penghuni aman. Karena itu, ICM terus menggali kekurangan dan memperbaikinya.

"Setelah kita temukan solusinya, lalu ditularkan ke gedung-gedung lain di bawah kelolaan ICM, sehingga kita punya SOS ketat yang berlaku di semua Gedung,” kata Encep.

ICM, kata dia, secara rutin mengadakan training-training, bekerja sama dengan beberapa instansi terkait, untuk menambah pengetahui dan keahlian SDM-nya. Juga, dilakukan pengecekan Safety building system berkala, inspeksi rutin, hingga ada general evacuation 6 bulan sekali.

“Dalam pelaksanaan general evacuation, kami bekerja sama dengan para penghuni gedung. Di situlah kita harapkan dapat menguji kesiapan sistem yang ada dalam gedung itu. Semua sistem kita cek dan dicoba. Kita buat simulasi seolah-olah terjadi kebarakan sebenarnya,” papar Encep. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement