Rabu 31 Aug 2022 20:28 WIB

Yana Mulyana Ajak Warga Kota Bandung Merawat Toleransi

Yana tanggapi polemik terkait kehadirannya di Gedung Dakwah ANNAS.

Wali Kota Bandung Yana Mulyana.
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Wali Kota Bandung Yana Mulyana.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wali Kota Bandung Yana Mulyana menyampaikan penjelasan terkait kehadirannya pada Peresmian Gedung Dakwah ANNAS, Ahad (28/8). Penjelasan atau klarifikasi tersebut sebagai tanggapan atas polemik di masyarakat terkait kehadirannya di Gedung Dakwah ANNAS.

Kang Yana, sapaan akrabnya Yana Mulyana mengungkapkan, kehadirannya dalam peresmian tersebut dalam kapasitas sebagai Wali Kota Bandung yang memenuhi undangan warganya. Sebagai bapak dari masyarakat, dirinya senantiasa berusaha hadir di tengah masyarakat.

Terlebih agendanya merupakan peresmian gedung dakwah, yang notabenenya merupakan pusat syiar ilmu pengetahuan. Dengan demikian, kehadirannya diharapkan menjadikan masyarakat dapat memeroleh banyak kebaikan dari ilmu-ilmu yang disampaikan berbagai pihak secara komprehensif.

Tidak hanya menghadiri peresmian gedung dakwah, dirinya juga hadir dalam peresmian Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Sumber Sari di Komplek Sumber Sari, Jalan Sumber Sugih Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung, serta kegiatan keagamaan lainnya.

Yana menjelaskan, dari sepengetahuannya, pembangunan Gedung Dakwah ANNAS sudah berjalan sejak 2018. Bahkan peletakan batu pertamanya kala itu dilakukan langsung Pjs Wali Kota Bandung Almarhum Muhammad Solihin.

‘’Jadi kehadiran saya dalam kapasitas sebagai wali kota memenuhi undangan peresmian gedung dakwah. Karena memang selama ini Pemkot Bandung sangat mendukung hadirnya pusat-pusat kajian ilmu keagamaan dan gedung-gedung dakwah,’’ ujar Yana dalam siaran pers yang diterima Republika, Rabu (31/8).

Fasilitas keagamaan seperti masjid, musala, termasuk tempat dakwah sangat banyak di Kota Bandung. Ini menunjukkan jika Pemkot Bandung mendukung kegiatan keagamaan yang dilakukan masyarakat. Namun, tututr Yana, jangan sampai ada pergerakan yang intoleran dan saling menyerang satu sama lain.

Menyikapi polemik yang berkembang di masyarakat, Yana mengajak semua pihak tetap komitmen menjaga toleransi dan saling menghormati perbedaan. Secara tegas, orang nomor satu di Kota Bandung itupun memastikan dirinya tidak pernah mendukung terhadap segala kegiatan yang bersifat intoleran pada kepercayaan dan keyakinan umat lain.

Menurut Yana, menjaga keragaman dan terus memupuk toleransi beragama adalah komitmen yang selama ini terus dilakukan Pemerintah Kota Bandung. Yana juga menegaskan, menolak segala bentuk sikap intoleran dan kekerasan yang jelas tidak dibenarkan atas nama dan alasan apapun.

Untuk itu, lanjut Yana, Pemerintah Kota Bandung memastikan akan melakukan tindakan tegas sesuai dengan hukum yang berlaku, jika ada praktik-praktik intoleran terlebih hingga berujung kekerasan. Karena hal itu bukan hanya mencederai toleransi yang sudah terjaga dengan baik di Kota Bandung, tetapi juga jati diri masyarakat Kota Bandung yang dikenal kental dengan silih asah,silih asih, dan silih asuh, serta menghormati keragaman.

Lebih lanjut Yana menambahkan, terkait implementasi sikap toleransi, Pemkot Bandung merupakan daerah yang sangat mendukung toleransi dan menghormati keberagaman. Hal itu, lanjut Yana, dapat dibuktikan dengan keberadaan lima kampung toleransi di Kota Bandung, yakni Kampung Toleransi Gang Luna terletak di RW 04, Kelurahan Jamika, Kecamatan Bojong Loa Kaler.

Kemudian Kampung Toleransi RT 02 RW 02 Kelurahan Paledang, Kecamatan Lengkong, Kampung Toleransi RW 12 Kompleks Dian Permai, Kelurahan Babakan, Kecamatan Babakan Ciparay, Kampung RW 04 & 05 Kelurahan Balonggede, Kecamatan Regol dan Kampung Toleransi RW 08 Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Andir.

Kehadiran kampung toleransi merupakan cerminan warga Kota Bandung hidup dalam damai dan sikap saling menghormati, tanpa tersekat perbedaan yang ada. ‘’Kampung toleransi adalah bukti bagaimana selama ini warga Kota Bandung mampu menjadi teladan menjaga keberagaman. Kota Bandung ini merupakan miniatur Indonesia yang kaya dengan keragaman suku, ras, budaya, dan agama. Sehingga butuh komitmen bersama untuk menjaga dan merawat nilai-nilai toleransi tersebut" ujarnya.

Dikatakan Yana, tentu masih banyak hal yang harus ditingkatkan dalam implementasinya. Merujuk pada hasil survei Indonesian Politics Research & Consulting (IPRC) dari 20-30 Juli 2022, yang menyebutkan sebanyak 60 persen warga menilai kinerja Pemkot Bandung semakin lebih baik dalam menangani persoalan keagamaan, merupakan modal penting bagi Pemkot Bandung dalam terus mendorong sikap saling menghormati.

"Hasil survei itu juga menjadi pijakan kami untuk melangkah ke depan agar semakin lebih baik, khususnya dalam menjaga sikap toleransi demi menuju Bandung yang Unggul, Nyaman, Sejahtera dan Agamis,’’ tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement