REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) dan Satuan Tugas (Satgas) Citarum Harum terus menjaga semangat kolaborasi untum menjaga Sungai Citarum. Salah satunya, melalui kegiatan Jambore Pentahelix (Jampe) Citarum Harum Juara segmen tengah di Taman Agro Edukasi Sektor 11, Desa Haurwangi, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Rabu (14/9/2022).
Gubernur Jabar Ridwan Kamil, diwakili Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Provinsi Jabar Ferry Sofwan Arif, mengatakan, capaian ultimate goal, yaitu indeks kualitas air sebesar 50,13 poin atau pada kondisi cemar ringan pada tahun 2021.
Menurut Ferry, secara kasatmata terlihat perubahan-perubahan yang mencolok. Seperti sudah jarang terlihat ada onggokan sampah di aliran Sungai Citarum.
"Pembuangan limbah industri tanpa pengolahan terlebih dulu juga telah dengan cepat dapat diketahui dari perubahan warna maupun bau, sehingga dapat segera diatasi,” kata Ferry.
Ferry mengatakan, peran TNI terbagi menjadi 23 sektor di sepanjang Sungai Citarum menjadi faktor penting dalam pencapaian peningkatan kualitas air Citarum. TNI bahu membahu bersama masyarakat, komunitas serta aparat.
“Walaupun begitu, kita memahami masih terdapat banyak hal yang belum memenuhi harapan semua pihak dan masih harus ditingkatkan,” katanya.
Sementara menurut Asisten Deputi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Konservasi Sumber Daya Air Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Mochamad Saleh Nugrahadi, keberhasilan Satgas Citarum Harum sangat luar biasa. Konsep pentahelix, yang melibatkan lima unsur dan TNI, dinilai telah hasil.
Saleh mengatakan ,sempat tinggal di Jepang pada tahun 2001-2004 dan sering melewati sungai-sungai di sana. Saleh pun kagum karena tidak pernah melihat sampah, airnya jernih, bahkan ikannya juga banyak.
Keberhasilan Jepang, kata dia, disebabkan menerapkan konsep pentahelix. Yakni, pada tahun 2000-an, industri di Negeri Sakura tersebut sedang maju-majunya. Menurut Saleh, aktivitas industri berpengaruh besar terhadap lingkungan. Sehingga, mereka melibatkan semua stakeholder dalam penanganan sungai.
“Butuh 30 tahun sungai di Jepang bisa seperti itu. Kita ini baru 4 tahun tapi sudah cemar ringan. Yang asalnya sungai terkotor di dunia. Sudah keren banget. Sangat keren. Terima kasih kepada semua pihak yang sudah terlibat,” katanya.
Menurut Ketua Harian Satgas Citarum Harum Mayjen TNI (Purn) Dedi Kusnadi Thamim, Jampe ini merupakan satu rangkaian evaluasi kegiatan Satgas Citarum Harum.
Hasil evaluasi, kata dia, banyak keberhasilan capaian kerja sejak tahun 2018 lalu. Namun begitu, masih terdapat beberapa rencana aksi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan (PPK) Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum yang masih membutuhkan percepatan.
“Kami ingin menyemangati seluruh masyarakat untuk bersama-sama membangun Jabar dan Citarum melalui kegiatan ini,” katanya.
Dedi pun mengajak semua pihak untuk terus menjaga keberlangsungan Sungai Citarum. Gelaran Jampe sendiri, merupakan kali kedua setelah kegiatan perdana pada segmen hilir digelar di Taman Edukasi Sektor 20, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, Rabu (20/7/2022).
Seluruh elemen pentahelix hadir mulai dari perwakilan Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemkab Cianjur, Sukabumi, Bandung Barat, Purwakarta, BBWS, TNI, Polri, dunia usaha, akademisi, komunitas dan media.
Sejumlah kegiatan memeriahkan kegiatan Jampe tersebut. Di antaranya penanaman bibit pohon, penebaran benih ikan, bazar UMKM, talkshow NGONCI atau Ngobrolin Citarum, pembentukan formatur komite DAS segmen tengah, menggambar, mewarnai, susur sungai dan lomba.