Senin 14 Nov 2022 16:08 WIB

Jaga Ketahanan Pangan, Sukabumi Canangkan Setop Pemborosan Makanan

Indonesia posisi kedua penyumbang sampah pangan terbanyak di dunia.

Rep: Riga Nurul Iman / Red: Agus Yulianto
Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi memberikan arahan dalam pertemuan penguatan Surveilans Gizi dalam menekan angka stunting di Ruang Pertemuan Hotel Balcony Sukabumi.
Foto: dokpim pemkot sukabumi
Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi memberikan arahan dalam pertemuan penguatan Surveilans Gizi dalam menekan angka stunting di Ruang Pertemuan Hotel Balcony Sukabumi.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Beragam cara dilakukan untuk menjaga ketahanan pangan. Salah satunya Pemkot Sukabumi melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) menggencarkan upaya menjaga ketahanan pangan dengan penandatanganan setop pemborosan makanan atau stop food loss and waste .

Hal ini menjadi tema talkshow 'Konguan atau Ngawangkong Urusan Pangan yakni Cegah Pemborosan Pangan, Strategi mewujudkan Ketahanan Pangan Perkotaan yang Inklusif, Resilient dan Berkelanjutan' di Hotel Balcony Kota Sukabumi, Senin (14/11/2022). Kegiatan dalam rangka puncak peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-42 ini diwarnai dengan penandatanganan cegah pemborosan makanan.

"Momentum ini untuk refleksi bagaimana semangat dan keberpihakan untuk menjaga ketahanan pangan," ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi. 

Sebab, kata dia, manusia sangat membutuhkan pangan dan pemkot akan terus sosialisasikan pangan agar bergizi, beragam, seimbang, aman dan halal. Salah satunya dengan komitmen stop food loss and waste atau cegah pemborosan pangan.

Di mana ada komitmen untuk menjaga kehilangan dan pemborosan dari sisi pangan. Sebab, Indonesia posisi kedua penyumbang sampah pangan terbanyak di dunia. Rata rata membuang sampah pangan 300 kilogram per tahunnya per orang.

Fahmi berharap, ada komitmen tidak membuang makanan dan semangat HPS mampu membangun komitmen kebersamaan menghadapi ancaman krisis pangan. Terlebih, FAO lembaga pangan dunia menyebutkan ada potensi kerawanan pangan dunia

Hal ini dikarenakan berbagai penyebab diantaranya ketidakpastian dampak perang Rusia-Ukraina, perubahan iklim, dan diisrupsi pasokan. Selain itu ancaman resesi ekonomi yang jadi tantangan permasalahan.

"Di tengah tantangan ini, sebagai amanat negara maka pemda harus mewujudkan ketersediaan akan konsumsi pangan cukup," ujar Fahmi. 

Bagaimana caranya kota kabupaten sehingga kebutuhan pangan tercukupi? Caranya, kata dia, mempertahankan fungsi lahan pertanian pangaj berkelanjitan (LP2B) dipertahankan luasanya dan mengajak warga untuk mau menjadj pelaku L2PB. 

Meningkatkan produksi pro indeks IP400 menanamn dan memanen sebanyak 4 kali setahun. Upaya lainnya subsidi pupupk kepada petani dan mengembangkan pangan lokal spesiifik lokal agar tetap tumbuh. Berikutnya, pemanfaatan lahan pekarangan untuk pertanian sebagai bentuk ikhtiar menahan laju inflasi yang dinamis.

Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Sukabumi Susiana mengatakan, momentum ini membangun komitmen mewujdikan kedaulatan dan kemandirian pangan berkelanjutan. Salah satunya dengan gerakan stop food loss and waste.

"Tujuan dan manfaat gerakan cegah pemborosan pangan mendukung ketahanan pangan. Sasaran adalah 80 orang peserta offline dan 300 orang online yang terdiri dari Forkopimda, akademisi, dan lain sebagainya,' kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement