Selasa 13 Jun 2023 06:51 WIB

Polisi akan Sampaikan Hasil Autopsi Jenazah Siswa SD Sukabumi

Ekshumasi dan autopsi jenazah siswa SD itu dilakukan pada akhir Mei lalu.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Irfan Fitrat
 Kepala Polres (Kapolres) Sukabumi Kota AKBP Ari Setyawan Wibowo (tengah).
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Polres Sukabumi Kota masih mengusut penyebab kematian siswa SD di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Ekshumasi jenazah siswa berinisial M (9 tahun) itu sudah dilakukan pada 31 Mei 2023 untuk dilakukan proses autopsi.

Autopsi dilakukan tim forensik RSUD R Syamsudin SH, Kota Sukabumi. “Hasil ekshumasi (autopsi) belum ada dan nanti apabila sudah ada hasilnya akan disampaikan kembali,” ujar Kepala Polres (Kapolres) Sukabumi Kota AKBP Ari Setyawan Wibowo kepada wartawan, Senin (12/6/2023).

Kapolres mengatakan, hasil autopsi akan disampaikan dengan menghadirkan dokter forensik, sehingga bisa diinformasikan dengan jelas dan lengkap.

Sebelumnya dikabarkan siswa SD berinisial M meninggal dunia pada Sabtu (20/5/2023), setelah beberapa hari menjalani perawatan di rumah sakit. Muncul dugaan dari pihak keluarga bahwa siswa tersebut mengalami pengeroyokan sebelum meninggal dunia. 

Jajaran Polres Sukabumi Kota berupaya memastikan penyebab meninggalnya siswa SD tersebut. Di antaranya dengan melakukan ekshumasi dan autopsi, setelah mendapat izin dari pihak keluarga.

Dokter spesialis forensik RSUD R Syamsudin SH, Nurul Aida Fathya, selepas melakukan autopsi, menjelaskan kondisi jenazah mulai membusuk. Berdasarkan hasil autopsi, kata dia, tidak ditemukan luka terbuka.

Namun, menurut Nurul, ditemukan perbedaan warna pada jenazah. Ia mengatakan, perbedaan warna harus dicek laboratorium untuk memastikan apakah itu tanda perlukaan atau pembusukan. “Untuk kondisi perlukaan di tubuh jenazah belum bisa dipastikan,” kata dia kepada wartawan.

Jika perbedaan warna pada jasad itu bukan pembusukan, Nurul mengatakan, dicek apakah itu memar atau bukan. Apabila hasil laboratorium menunjukkan tanda perlukaan, kata dia, kemungkinan akibat kekerasan benda tumpul. Untuk memastikan hal itu, Nurul mengatakan, harus dilakukan pemeriksaan laboratorium.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement