REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Polres Sukabumi Kota menyikapi maraknya kasus perilaku menyimpang dan kenakalan pelajar yang akhir-akhir ini marak. Caranya dengan mengajak elemen pendidikan untuk urun rembuk mencari solusi terbaik.
Salah satunya dengan menggagas focus group discussion (FGD) sinergitas Polri dengan dunia pendidikan dalam rangka upaya penanganan perilaku menyimpang pelajar dan kenakalan remaja guna mendukung harkamtibmas yang kondusif di wilayah hukum Polres Sukabumi Kota digelar di Hotel Santika, Kamis (15/6/2023). Kegiatan yang digagas Polres Sukabumi Kota ini dalam mendorong rumusan dan langkah nyata dalam menangani masalah perilaku menyimpang pelajar dan kenakalan remaja.
"FGD ini membahas upaya penanganan kenakalan pelajar dan penyimpangan perilaku anak," ujar Kapolres Sukabumi Kota AKBP Ari Setyawan Wibowo.
Sebab, perkembangan perilaku anak menyimpang masih kerap terjadi. Seperti, tawuran pelajar dan berandal bermotor pelakunya adalah remaja.
Sehingga, Ari melanjutkan, FGD ini merupakan upaya persamaaan persepsi penanganan perilaku menyimpang pelajar dan bergerak bersama untuk memutus mata rantainya. Selain itu, kepedulian Polri dalam pengembangan pendidikan melahirkan generasi muda patuh dan taat hukum.
Terlebih, kata Ari, tantangan ke depan masih kompleks. Salah satu sarana membangun dunia pendidikan adalah sekolah membina mental perlu dijaga kredibilitas sekolah dan miliki orientasi keilmuan dan perspektif maju.
Ari mengungkapkan, pada 2022 ada sembilan kasus anak berhadapan dengan hukum di polres. Perinciannya, lima kasus di kota dan empat kasus di Kabupaten Sukabumi.
Sementara, pada 2023 hingga awal Juni 2023 ada delapan kasus yang dilaporkan. Sehingga rawan akan mengalami peningkatan perlu proses kolaborasi dalam menghadapinya.
"Kami apresiasi gelaran FGD dan rangkaian kegiatan penanganan kenakalan remaja yang digagas polres," ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi yang hadir dalam FGD.
Dia mengatakan, saat ini, target Indonesia emas 2045 tahapannya sudah dilalui menuju ke arah tersebut. Di mana, Indonesia masuk 16 besar pada G-20 dan 2045 diharapkan masuk 4 besar dunia. Tidak mungkin bisa menggapainya kalau tidak menyiapkan generasi terbaik.
Ada empat hal yang disiapkan, yakni otak cerdas, fisik sehat, akhlak terbaik, dan ibadah kuat. Intinya, bukan sekadar sehat dan cerdas semata, tapi akhlak dan ibadah yang kuat,
"Institusi pendidikan dan pemerhati pendidikan beupaya melahirkan 4 karakter, salah satu kata kuncinya menguatkan pembangunan pendidikan di tingkat sekolah," katanya.
Bagi guru jadilah orang tua di sekolah dan orang tua jadilah guru di rumah. Jika guru dan orangtua ada kerja sama, maka lahirkan generasi unggul.
"Saya apresiasi ada 18 hal resume kapolres terkait penanganan kenakalan remaja dan akan dicatat," ujar Fahmi. Salah satunya penguatan karakter anak didik dalam mencegah perilaku menyimpang.
Pemkot, Fahmi melanjutkan, melalukan beberapa program seperti Student Camp yang kini dilakukan kembali. Berikutnya, edukasi sejuta literasi kata positif bagaimana anak cium tangan guru dan kepala sekolah.