Rabu 05 Jul 2023 14:14 WIB

Respons Tuntutan Pembubaran Al-Zaytun, Ini Kata Wapres

Wapres menyoroti soal pendidikan para santri Al-Zaytun.

Rep: Fauziah Mursid/Arie Lukihardianti/ Red: Irfan Fitrat
Ma'had atau Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun di Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Foto:

“Misalnya, kelanjutannya apakah akan terus berjalan, pembekuan, atau bahkan ada pembubaran, kita belum tahu. Langkah-langkah itu kita harus mitigasi dari sekarang,” kata Ali kepada wartawan di Kanwil Kemenag Jabar, Selasa (4/7/2023). 

Ali mengatakan, langkah mitigasi itu dibahas bersama Kemenag pusat. Ia mengatakan, di Al-Zaytun ada madrasah ibtidaiyah (MI), madrasah tsanawiyah (MTs), madrasah aliyah (MA), juga sekolah tinggi.

Berdasarkan data Kemenag Jabar, santri Ma’had Al-Zaytun pada tahun ajaran 2022/2023 total ada 5.014 orang. Terdiri atas santri MI 1.289 orang, MTs 1.979 orang, dan MA 1.746 orang.

Menurut Ali, jika pemerintah pusat nantinya memutuskan penutupan Al-Zaytun, Kemenag akan berupaya memastikan pendidikan para santrinya. Misalnya, kata dia, santri dipindah ke ponpes lain.

“Pertama, kalau tidak memungkinkan lagi pembelajaran pada ponpes tersebut (Al-Zaytun), ya kami distribusikan ke ponpes terdekat atau pada lembaga madrasah yang terdekat,” kata Ali.

Karena jumlah santrinya ribuan, Ali mengatakan, mesti tetap memperhatikan ketentuan yang berlaku. “Kami juga akan menyesuaikan karena kapasitas santri atau rombongan belajar (rombel) sudah ada ketentuannya. Di mana ponpes atau lembaga yang bisa menerima tentu harus ada dari Kemenag untuk nanti mengarahkannya,” ujar Ali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement