Senin 07 Aug 2023 17:05 WIB

Bulog Harus Simpan 2,2 Juta Ton Beras Akhir Tahun, Ini Alasannya

Kebijakan impor tentunya diambil bila harga tak lebih mahal dari dalam negeri. 

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Agus Yulianto
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers.
Foto: Republika/Rahayu Subekti
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah meminta Perum Bulog mengamankan pasokan beras di atas 2,2 juta ton pada akhir tahun ini mengantisipasi ancaman kekeringan yang meluas. Badai El-Nino tahun ini telah menjadi hal menakutkan bagi sektor pangan setelah beberapa tahun terakhir diuntungkan dengan iklim kemarau basah. 

Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan, pemerintah telah menggelar rapat terbatas secara khusus dalam menyiapkan mitigasi kemarau ekstrem.  “Kita akan lihat di semester kedua ini, namun mitigasi di ratas (rapat terbatas) sektor pangan bahwa stok beras jelang akhir tahun di atas 2,2 juta ton. Arahan kepada Bulog sudah jelas,” kata Airlangga dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (8/7/2023). 

Airlangga mengatakan, laporan kondisi terkini dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan menjadi perhatian pemerintah. Namun, di sisi lain, Kementerian Pertanian juga telah menyiapkan sejumlah antisipasi, seperti penyediaan lahan dan benih tahan panas untuk menjaga produksi beras. 

Dia menyerahkan kepada Bulog untuk mengatur penyerapan produksi, baik dari impor maupun petani. Namun, pemerintah mengingatkan, kebijakan impor tentunya diambil bila harga tak lebih mahal dari dalam negeri. 

“Kita tahu, kalau itu masuk (impor harga tinggi) sama saja kita menaikkan harga. Tentu semua datanya ada di Bulog,” tegasnya. 

Badan Pangan Nasional (NFA) pada pekan lalu menyampaikan, sebanyak 1,3 juta ton beras telah diamankan oleh Bulog. “Sudah diamankan 1,3 juta ton dengan target 2,4 juta ton sampai dengan akhir tahun,” katanya menambahkan. 

Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi, menyampaikan Perum Bulog telah menyalurkan beras lebih dari 1,34 juta ton untuk stabilisasi pasokan dan harga pangan serta bantuan pangan untuk masyarakat berpendapatan rendah. 

Ia menyebut, bantuan pangan beras periode tiga bulan pertama sampai dengan akhir Juli 2023 sebanyak 640 ribu ton telah selesai digelontorkan untuk 21,353 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Pemberian bantuan beras tersebut diklaim sangat bermanfaat bagi masyarakat berpendapatan rendah yang membutuhkan. 

Sementara itu, berdasarkan data BPS, inflasi Juli 2023 menunjukkan tren inflasi tahunan mengalami penurunan sejak Februari hingga Juli 2023 secara berurutan dari 5,47 persen, 4,97 persen, 4,33 persen, 4,00 persen, 3,52 persen, dan 3,08 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement