REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Provinsi Jawa Barat menjadi incaran sejumlah investor dari sejumlah negara untuk menginvestasikan dananya di renewable energi (energi terbarukan). Saat ini, investasi bernilai triliunan rupiah terkait renewable energi, telah berjalan dan diperkirakan akan terus meningkat.
Menurut Kepala Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar Nining Yuliastiani, sejumlah negara di Timur Tengah tertarik berinvestasi di Jawa Barat pada sektor energi terbarukan. Di antaranya pada proyek geotermal, solar panel, mikrohidro, dan lainnya.
"Perusahaan asal Timur Tengah sangat tertarik terkait investasi renewable energi ini. Mereka tertarik misalnya untuk proyek geothermal, solar panel, dan mikrohidro," ujar Nining Yuliastiani, Jumat (11/8/2023).
Terkait nilai investasi yang mungkin masuk ke Jabar dari sektor tersebut, menurut Nining, para investor siap berapapun kebutuhannya. Asalkan, investasi tersebut mengacu kepada renewable energi dan sesuai dengan kriteria yang mereka tentukan.
Nining optimistis, investasi renewable energi ini akan terus berkembang. Terutama, karena Jabar memiliki pangsa pasar cukup besar. Perusahaan data center dan korporasi besar seperti Amazon juga telah menunjukkan minatnya memanfaatkan sumber listrik dari renewable energi ini.
"Di Jawa Barat ini ada tujuh waduk yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi proyek renewable energi seperti solar panel. Ada waduk Cirata, Jatiluhur, Jatigede, dan lainnya. Ini potensi besar yang bisa kita tawarkan ke mereka," katanya.
Salah satu proyek renewable energi yang saat ini mulai berjalan, kata dia, adalah proyek solar panel di Waduk Cirata. Proyek senilai Rp 1,7 triliun tersebut saat ini telah mulai digarap dan diharapkan rampung pada Oktober 2023 mendatang. Proyek tersebut akan menghasilkan kapasitas listrik mencapai 150 megawatt (mW).
Potensi penggunaan solar panel, kata dia, masih akan terus berkembang. Terutama, karena lokasi pemasangan tidak memerlukan pembebasan lahan tambahan. Beberapa waduk, seperti Jatiluhur dan Jatigede, akan menjadi lokasi potensial untuk pengembangan solar panel ini.
Nining memastikan, komitmen Jabar untuk menjadikan energi terbarukan sebagai bagian penting dari upaya menuju net zero emission (NZE) 2060. Tahun 2025, Jabar menargetkan 25 persen dari total energi yang dihasilkan berasal dari energi terbarukan.
Tidak hanya solar panel, kata dia, proyek-proyek lain seperti geotermal di Garut dan mini hidro di Ciwidey juga sedang berjalan. Pada event West Java Investments Summit (WJIS) 2023 tak kurang dari 11 proyek ready to over yang telah ditawarkan Pemprov Jabar.
Untuk mendukung pertumbuhan investasi dalam bidang energi terbarukan, Jabar berencana menggelar investment road show. Nining berharap target investasi sebesar Rp 188 triliun akan tercapai mengingat pencapaian investasi semester 1 sebesar Rp 103,6 triliun.
"Kami yakin target tersebut dapat terlampaui, terutama dengan adanya progres pada proyek-proyek besar yang tengah berlangsung. Termasuk proyek ready to over pada WJIS kemarin, " katanya.
Di WJIS 10 Agustus 2023, hadir sekitar 250 investor dari delapan negara, seperti Amerika, Jepang, Singapura, dan China.