Selasa 15 Aug 2023 09:14 WIB

Cerita Keluarga Anak di Tasikmalaya yang Mengaku Dapat Ancaman Pembunuhan

Pihak keluarga memasang CCTV mengantisipasi terjadi lagi ancaman.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Irfan Fitrat
Anak yang mengaku mendapat ancaman pembunuhan didampingi keluarganya melapor ke Polres Tasikmalaya Kota, Jawa Barat, Senin (14/8/2023).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Anak yang mengaku mendapat ancaman pembunuhan didampingi keluarganya melapor ke Polres Tasikmalaya Kota, Jawa Barat, Senin (14/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Seorang anak perempuan berusia 12 tahun di Kecamatan Jamanis, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mengaku mendapat ancaman pembunuhan dari orang tak dikenal. Kejadian itu sudah dilaporkan kepada aparat kepolisian.

Ancaman pembunuhan itu disebut selalu terjadi ketika anak tersebut berada sendiri di rumah. Bibi korban, Rosmiati (47 tahun), mengaku mendapatkan laporan soal ancaman itu dari ibunya, yang merupakan nenek korban. Anak tersebut memang tinggal bersama neneknya, juga kakaknya.

Baca Juga

Kejadian pertama dilaporkan terjadi pada Kamis (3/8/2023). Ketika itu, korban mengaku didatangi tiga orang lelaki pada sore hari. “Di rumah hanya ada anak (korban) sendirian. Tiga orang itu masuk ke kamar, si anak diseret ke tengah rumah,” ujar Rosmiati, saat ditemui Republika, seusai mendampingi keponakannya melapor ke Polres Tasikmalaya Kota, Senin (14/8/2023).

Salah satu dari tiga lelak itui disebut memecahkan gelas dan memberikan ancaman. Berdasarkan keterangan dari keponakannya, Rosmiati mengatakan, pelaku mengatakan keponakannya itu tidak berguna dan harus mati.

Selepas melakukan pengancaman, ketiga orang itu disebut pergi. Salah satu di antara mereka dilaporkan terluka pada bagian tangannya akibat terkena pecahan kaca gelas.

Menurut Rosmiati, keponakannya mengaku kembali mendapat ancaman pada Jumat (4/8/2023) pagi. Hari itu disebut hanya ada satu orang yang datang. “Anaknya sempat dibekap. Anaknya lari ketakutan,” kata Rosmiati.

Anak tersebut mengaku kembali didatangi orang tak dikenal pada Senin (7/8/2023) sore. Ketika itu, pelaku dilaporkan sempat masuk ke dalam rumah. Namun, anak tersebut melarikan diri.

Menurut Rosmiati, keponakannya mengaku mendapat ancaman itu ketika sedang sendirian di rumah. Ia mengaku tidak mengetahui siapa yang mengancam keponakannya.

“Dari ciri-ciri pelaku, tidak ada yang kenal. Sebelumnya juga keluarga kami tak ada masalah. Anak juga biasa, tidak ada masalah. Jadi, kami juga kaget, tidak tahu motifnya,” ujar dia.

Rosmiati mengatakan, keponakannya trauma dengan kejadian yang dialaminya. Keponakannya itu disebut belum berani untuk kembali bersekolah. “Sekarang semua pada jagain, termasuk tetangga. Kami juga sudah pasang CCTV setelah kejadian terakhir,” katanya.

Anak tersebut dan keluarganya mendapat pendampingan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya dan aparat desa setempat. Soal dugaan ancaman pembunuhan juga sudah dilaporkan kepada kepolisian.

“Harapannya keluarga kami tetap aman, tidak ada yang mengancam lagi. Kasihan kan anak tidak bisa beraktivitas,” ujar Rosmiati.

Kepala Seksi Humas Polres Tasikmalaya Kota Ipda Jajang Kurniawan mengatakan, pihaknya telah menerima laporan terkait kasus dugaan ancaman pembunuhan terhadap anak itu. “Kami akan menindaklanjuti kasus ini dengan melakukan penyelidikan,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement