REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Puluhan peristiwa bencana terjadi di wilayah Kota Sukabumi, Jawa Barat, dalam kurun waktu Januari hingga Juli 2023. Mengacu Sistem Informasi Elektronik Data Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, kejadian longsor dan cuaca ekstrem mendominasi.
“Dalam periode Januari-Juli 2023, secara agregat tercatat 81 kali kejadian, yang tersebar di tujuh kecamatan,” kata Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami, Kamis (18/8/2023).
Zulkarnain mengatakan, bencana longsor terdata paling banyak terjadi, yaitu sebanyak 26 kejadian. Kemudian, bencana akibat kondisi cuaca ekstrem sebanyak 22 kejadian. Selain itu, kasus kebakaran juga terbilang tinggi, sebanyak 20 kejadian. Terdata juga delapan kejadian banjir dan lima kejadian angin puting beliung.
Menurut Zulkarnain, kejadian bencana selama tujuh bulan 2023 ini berdampak terhadap 83 kepala keluarga (KK) atau 95 jiwa. Dilaporkan ada satu orang mengalami luka berat akibat bencana dan tujuh orang luka ringan.
Kejadian bencana dilaporkan mengakibatkan kerusakan pada 131 unit bangunan. Perinciannya, sebanyak 13 unit mengalami kerusakan kategori berat, 23 unit rusak sedang, dan 95 unit rusak ringan. Kerugian akibat kejadian bencana selama Januari-Juli ini diperkirakan mencapai sekitar Rp 4.359.875.000.
Memasuki musim kemarau, BPBD Kota Sukabumi mengantisipasi potensi kesulitan air bersih atau kekeringan. Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi Novian Rahmat Taufik mengatakan, pihaknya sudah memetakan wilayah yang biasanya terdampak kekeringan atau mengalami kesulitan air bersih saat kemarau. Kondisi tersebut biasanya terjadi di wilayah Kecamatan Lembursitu dan Baros.
Novian mengatakan, BPBD berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk PDAM Tirta Bumi Wibawa untuk mengantisipasi dampak musim kemarau. Disiapkan bantuan air bersih bagi masyarakat yang mengalami kesulitan.