REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG — Ratusan hektare lahan pertanian atau sawah di wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, dilaporkan mengalami kekeringan pada musim kemarau ini. Selain kondisi cuaca, masalah di saluran irigasi disebut berdampak terhadap pasokan air menuju lahan pertanian.
“Ada 310 hektare sawah yang kekeringan pada musim kemarau ini,” kata Kepala Bidang Perkebunan dan Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Karawang Dadan Danny, Ahad (22/10/2023). Adapun yang kondisinya terancam kekeringan diperkirakan sekitar 1.539 hektare.
Sawah yang mengalami kekeringan dilaporkan tersebar di sejumlah kecamatan. Salah satu yang paling luas di Kecamatan Talagasari, dilaporkan mencapai sekitar 80 hektare.
Dadan mengatakan, secara umum lahan pertanian yang mengalami kekeringan ini akibat kondisi cuaca musim kemarau yang dipengaruhi fenomena iklim El Nino. Selain itu, kata dia, ada faktor masalah di saluran irigasi. “Kekeringan rata-rata karena permasalahan saluran irigasi yang tersumbat dan akibat pendangkalan,” katanya.
Wakil Bupati Karawang Aep Syaepuloh mengatakan, pihaknya telah berupaya menangani kekeringan yang melanda beberapa daerah di sekitar Karawang. Termasuk kaitannya dengan saluran irigasi. Di antaranya melakukan normalisasi di daerah sekitar Banyusari.
Sementara di wilayah Cibuaya, telah dilakukan pembongkaran bangunan liar yang berada di bantaran saluran irigasi. “Pembongkaran itu bukan dilakukan oleh pemda, tapi dibongkar sendiri oleh pemiliknya karena mereka menyadari bangunannya menimbulkan sumbatan di saluran irigasi,” kata Aep.
Aep mengatakan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Perum Jasa Tirta II Jatiluhur, serta Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), agar ke depannya menertibkan bangunan liar yang berada di sepanjang bantaran saluran irigasi di wilayah Karawang.