Jumat 07 Jun 2024 12:03 WIB

Kalau Bisa Ngomong, Tiang di Jembatan Fly Over Talun jadi Saksi Bisu Kegetiran Vina

Kondisi Vina dan Eky parah, banyak luka dan mukanya sudah hancur

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Suroto, orang yang pertama menolong Eky dan Vina, saat menunjukkan lokasi ditemukannya Eky dan Vina di jembatan flyover Talun, Cirebon, Kamis (6/6/2024).
Foto: Dok Republika
Suroto, orang yang pertama menolong Eky dan Vina, saat menunjukkan lokasi ditemukannya Eky dan Vina di jembatan flyover Talun, Cirebon, Kamis (6/6/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON----Vina dan Muhammad Rizky atau Eky pertama kali ditemukan tergeletak bersimbah darah di jembatan fly over Talun, Cirebon, pada 27 Agustus 2016 malam. Keberadaan keduanya saat itu diketahui oleh para pengendara yang melintas dan disangka sebagai korban kecelakaan. Namun, tak ada pengendara yang berani untuk menolong.

Suroto, seorang perangkat Desa Kecomberan, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, yang mengetahui adanya keramaian itupun segera mendekat. Dia melihat ada dua korban, terdiri dari laki-laki dan perempuan (Eky dan Vina), yang tergeletak di jalan. ‘’Posisinya semuanya telentang di jalan,’’ ujar Suroto, saat ditemui di jembatan fly over Talun, Kamis (6/6/2024).

Baca Juga

Suroto pertama kali mendekati korban laki-laki, yang kemudian diketahui bernama Eky. Menurutnya, posisi tubuh Eky saat itu menempel di trotoar (median jalan). Suroto berusaha membangunkan Eky. Namun, Eky saat itu tidak merespon dan diperkirakan sudah meninggal dunia.

Suroto lantas beralih pada Vina, yang jaraknya sekitar lima meter dari tubuh Eky. Berbeda dengan Eky yang tubuhnya menempel di trotoar, tubuh Vina saat itu berjarak sekitar dua meter dari trotoar sehingga agak ke tengah jalan. Di titik trotoar yang sejajar dengan tubuh Vina itu, terdapat sebuah tiang. ‘’Kalau bisa ngomong, tiang ini saksinya. Vina di situ (sambil menunjuk titik ditemukannya tubuh Vina). Tiang ini jadi saksi bisu,’’ kata Suroto.

 

Selain kedua korban, kata Suroto, pada jarak sekitar enam meter dari tubuh Vina, juga tergeletak sebuah sepeda motor matic. Seperti Vina, sepeda motor itupun berjarak sekitar dua meter dari trotoar sehingga posisinya agak ke tengah jalan. ‘’Jadi antara dua korban dan sepeda motor jaraknya tidak saling berdekatan. Di sinilah saya menyampaikan, tidak ada rekayasa, asli sebenarnya di sini,’’ kata Suroto.

Suroto mengungkapkan, di titik persis lokasi penemuan korban tidak terdapat CCTV. Menurutnya, letak CCTV posisinya agak ke tengah. ‘’Di sini gak ada CCTV, adanya di tengah. Punya Jasa Marga. Itu nunjuknya ke jalan tol. Cuma gak tahu bisa ngambil ke sini atau gak,’’ kata Suroto.

Menurut Suroto, kondisi Eky dan Vina saat itu dipenuhi luka-luka yang parah. Bahkan, darah mereka mengalir di jalanan yang posisinya menurun akibat terbawa aliran hujan gerimis. ‘’Kondisi dua-duanya parah, banyak luka. Mukanya udah hancur, dalam arti lebam semua, udah gak kelihatan muka, udah penuh luka semua,’’ katanya.

Suroto mengatakan, saat itu Vina masih hidup. Vina pun meminta tolong kepadanya. ‘’Dia minta tolong, tolong, tolong. Saya bilang, iya De, sabar ya, mobilnya lagi meluncur ke sini. Nanti dibawa ke rumah sakit. Iya, tolong tolong. Gak lama kemudian mobil datang, baru kita evakuasi ke RS Gunung Jati,’’ katanya.

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement