Selasa 25 Jun 2024 17:24 WIB

Kekecewaan Ribuan Ojol di Bandung yang Berdemo Tolak Tarif Murah

Hasil audiensi dengan Pemprov Jabar tidak menghasilkan sejumlah keputusan atau solusi

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Ribuan pengendara ojek online (ojol) dan taksi online melakukan aksi di depan Gedung Sate Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (25/6/2024). Mereka menolak tarif murah dan meminta agar pemerintah mendorong perusahaan aplikasi menaikkan tarif bagi ojol sesuai dengan peraturan pemerintah. Mereka mengatakan pengemudi taksi online hanya menerima Rp 2.500 per kilometer dari tarif bawah sebesar Rp 3.500. Sedangkan pengendara ojek online hanya menerima Rp 1.500 per kilometer dari tarif bawah 2.500.
Foto: Edi Yusuf
Ribuan pengendara ojek online (ojol) dan taksi online melakukan aksi di depan Gedung Sate Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (25/6/2024). Mereka menolak tarif murah dan meminta agar pemerintah mendorong perusahaan aplikasi menaikkan tarif bagi ojol sesuai dengan peraturan pemerintah. Mereka mengatakan pengemudi taksi online hanya menerima Rp 2.500 per kilometer dari tarif bawah sebesar Rp 3.500. Sedangkan pengendara ojek online hanya menerima Rp 1.500 per kilometer dari tarif bawah 2.500.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG----Ribuan pengendara ojek online (Ojol) dan taksi online di Bandung Raya kecewa lantaran tuntutan yang dilayangkan kepada Pemprov Jabar tidak direspon dengan cepat dan menghasilkan solusi. Mereka, menggelar aksi unjuk rasa untuk menolak tarif murah dan meminta adanya perubahan tarif tersebut.

Koordinator aksi Abah Dendi mengatakan audiensi dengan Pemprov Jabar tidak menghasilkan sejumlah keputusan atau solusi Mereka. Ia mengatakan, PemprovJabar hanya menampung tuntutan para ojol.

Baca Juga

Padahal, ia mengatakan para mitra menginginkan adanya solusi terkait tarif murah yang berlaku. "Kami tidak ingin menampung, kami ingin keputusan sekarang juga, karena driver menunggu keputusan," ujar Abah Dendi, Selasa (25/6/2024).

Menurutnya, para ojol menuntut agar tarif yang berlaku saat ini disesuaikan dengan aturan yang ada. Sebab saat ini pemberian tarif tidak relevan dengan kebutuhan hidup ojol.

Abah Dendi menyebutkan potongan dan diskon yang diberlakukan oleh aplikasi membuat hak yang diterima para ojol tidak masuk alias tidak layak. Para ojol pun, ia mengatakan harus bekerja lebih ekstra, bahkan memaksa untuk lembur hingga larut malam. "Kami mengadu bagaimana solusi terbaik, ini yang terjadi kami sudah lapar," ungkap dia.

Berikut tuntutan lengkap para mitra ojol se-Jawa Barat...

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement