REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom), terus berinovasi. Salah satunya, dengan membuat solusi monitoring jaringan berbasis Artificial Intelligence (AI) seperti MONA. Asisten cerdas dari Netmonk milik Telkom ini, diproyeksikan akan muncul sebagai game changer.
MONA, fitur balas chat otomatis Netmonk mampu mendeteksi masalah secara real-time. Tidak seperti sistem monitoring tradisional yang hanya bersifat reaktif, MONA memanfaatkan kecerdasan buatan untuk mendeteksi cepat masalah cepat. Bahkan, mampu memprediksi potensi gangguan sebelum terjadi.
Menurut EVP Digital Business & Technology Telkom, Komang Budi Aryasa, MONA mampu menekan downtime hingga 40 persen dengan memberikan notifikasi dini kepada tim IT perusahaan. Serta, merekomendasi tindakan yang tepat. "Selain itu, MONA juga meningkatkan efisiensi energi hingga 20 persen karena pemeliharaan dapat dilakukan tepat waktu, tanpa harus menunggu masalah muncul," ujar Komang dalam keterangan resminya, Senin (7/10/2024).
Komang mengatakan, MONA tidak hanya memberikan efisiensi operasional, tetapi juga sejalan prinsip ekonomi sirkular. Dengan memperpanjang masa pakai perangkat hingga 30 persen, MONA membantu perusahaan mengurangi limbah elektronik dan biaya penggantian perangkat, menjadikannya solusi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga ramah lingkungan.
“MONA sebagai Solusi AI yang proaktif akan berkontribusi besar dalam terciptanya ekonomi sirkular. Melalui sifatnya yang responsif, telah terbukti dapat menurunkan downtime serta optimalisasi pemeliharaan perangkat. Ini adalah langkah konkret menuju operasional yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan,” katanya.
Menurut Komang, perusahaan yang beroperasi di era digital kini semakin bergantung stabilitas jaringan untuk memastikan kelancaran operasional. Teknologi AI seperti MONA memastikan operasional berjalan lancar dengan mengurangi downtime dan meningkatkan efisiensi pemakaian sumber daya.
"MONA memungkinkan perusahaan untuk tidak hanya beroperasi lebih efisien, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan bisnis dan lingkungan. Teknologi ini bukan sekadar inovasi, tetapi sebuah solusi nyata bagi perusahaan yang ingin lebih efisien, berkelanjutan, dan siap menghadapi tantangan di era modern," paparnya.
Di era ekonomi sirkular, kata dia, perusahaan semakin dituntut lebih efisien dalam memanfaatkan sumber daya, termasuk menjaga stabilitas jaringan yang mendukung operasional sehari-hari. Meskipun singkat, downtime atau gangguan jaringan dapat menyebabkan kerugian besar, baik dari segi produktivitas maupun energi yang terbuang.
Sebagian besar perusahaan yang masih mengandalkan sistem monitoring jaringan tradisional menghadapi tantangan dalam mendeteksi masalah sebelum dampaknya meluas. Karena, jaringan yang tidak stabil dapat mengganggu operasional bisnis, menyebabkan penurunan produktivitas, peningkatan biaya pemulihan, serta pemborosan energi.
"Tanpa monitoring jaringan yang efisien, perusahaan sering kali terlambat mendeteksi masalah. Akibatnya, waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk memperbaiki kerusakan jauh lebih besar, dan dalam beberapa kasus, perusahaan harus mengganti perangkat keras yang rusak," paparnya.