Senin 28 Oct 2024 15:26 WIB

Miliki Pusat Inkubasi Bisnis, UICM Dorong Lulusannya jadi Entrepreneur

Lulusan UICM yang minat ke bisnis baru sekitar 30 hingga 40 persen

Universitas Insan Cendikia Mandiri (UICM), mewisuda 106 mahasiswa di Hotel Horison Bandung, Senin (28/10/2024).
Foto: Dok Republika
Universitas Insan Cendikia Mandiri (UICM), mewisuda 106 mahasiswa di Hotel Horison Bandung, Senin (28/10/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Universitas Insan Cendikia Mandiri (UICM), mewisuda 106 mahasiswa di Hotel Horison Bandung, Senin (28/10/2024). Di wisuda yang ke 41 ini, total UICM telah meluluskan 11.054 orang.

Menurut Rektor UICM Dr Ir Asep Najmudin MP, lulusannya tersebar di semua lembaga. Termasuk, ada yang menjadi apartur sipil negara (ASN). Selain itu, ada juga lulusan yang membuka usaha menjadi entrepreneur. Meskipun, jumlahnya belum terlalu banyak baru sekitar 30 hingga 40 persen.

Baca Juga

"Lulusan kami yang minat ke bisnis masih kecil, baru sekitar 30 hingga 40 persen. Kami terus mendorong agar semakin banyak alumni yang menjadi entrepreneur," ujar Asep kepada wartawam disela-sela Wisuda ke 41 dengan tema semangat sumpah pemuda kita wujudkan pemimpin masa depan yang berkarakter unggul dan mandiri.

Oleh karena itu, kata dia, di kampusnya memiliki pusat inkubasi bisnis untuk mengawal mereka yang punya minat ke bisnis. Jadi, disiapkan tahapannya. "Saya harap minat mahasiswa untuk berbisnis meningkat, jadi nanti para alumnu bukan hanya menjadi pekerja tapi jadi pencertak lapangan kerja, itu yang diharapkan," katanya.

UICM sendiri, kata dia, memiliki empat fakultas. Yakni, Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik, Fakultas Pertanian, dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Dahulu, minat calon mahasiswa masuk ke pertanian minim. Namun, pemerintah saat ini terus menggaungkan soal ketahanan pangan.

"Ini angin segar mudah-mudahan dengan adanya program ketahanan pangan, bisa berimplikasi ke sektor pendidikan. Beberapa tahun ini bidang pertanian kontribusinya terbatas jadi minat ke pendidikan pertanian pun menurun," paparnya.

Asep berharap, dengan banyaknya program ketahanan pangan dari pemerintah maka cara pandang gen Z pun berubah. Apalagi, sekarang eranya digital. Di pertanian pun, ada smart farming dan menggunakan berbagai inovasi dan teknologi karena harus menyesuaikan.

"Kurikulum kami pun tentu menyesuaikan, karena harus terus merespon perubahan menyesuaikan dengan era digital," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement