REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU--Banjir akibat gelombang pasang air laut atau rob telah menjadi langganan di wilayah pesisir Eretan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu. Bahkan beberapa hari terakhir, ketinggian banjir rob mencapai lebih dari satu meter. Kondisi itu terjadi di Desa Eretan Wetan, Desa Eretan Kulon, dan Desa Kertawinangun, Kecamatan Kandanghaur.
Sehingga, dibutuhkan upaya bersama untuk mengatasi kondisi tersebut. Baik oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten.
Penjabat (Pj) Bupati Indramayu, Dedi Taufik pun memastikan semua rencana jangka pendek yang disusun untuk warga terdampak rob, terealisasi. Lahan relokasi sementara pun disiapkan sesuai dengan instruksi Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin.
Dedi mengatakan, fokus saat ini adalah memastikan kebutuhan warga terpenuhi. Begitu pula dengan hal yang berkaitan dengan keperluan para nelayan, termasuk upaya normalisasi muara sungai. ‘’Tentu yang harus dipastikan adalah kebutuhan warga terpenuhi, lalu kami sudah meminta tambahan kuota BBM (bahan bakar minyak) bersubsidi untuk kebutuhan para nelayan di Eretan Wetan. Pembenahan jangka pendek lainnya adalah melakukan normalisasi muara sungai secara maksimal,’’ ujar Dedi, Kamis (21/11/2024).
Isu mengenai kebutuhan BBM merupakan salah satu aspirasi yang disampaikan para nelayan. Saat ini, harga bahan bakar masih memberatkan di tengah cuaca ekstrem dan dampak rob yang dialami.
Sementara itu, upaya normalisasi sungai karena pendangkalan, dilakukan dengan memaksimalkan kapal keruk milik Pemda Indramayu yang bisa melayani 14 muara sungai. Dedi pun sudah menindaklanjuti relokasi perumahan nelayan setelah peninjauan bersama Bey Machmudin beberapa hari lalu.
‘’Relokasi telah tersedia lahan seluas 1,5 hektare di kawasan yang jauh dari dampak banjir rob, dari program nasional pembangunan perumahan untuk keluarga nelayan yang dapat menampung 93 KK,’’ kata Dedi.
Diketahui, Dedi mendampingi Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin meninjau wilayah terdampak banjir rob ke Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, beberapa waktu yang lalu. Mereka pun bertemu dengan sejumlah masyarakat termasuk tokoh nelayan.
Normalisasi sungai, pembuatan tanggul, serta relokasi bertahap penduduk menjadi pembahasan yang mengemuka. Khusus pembuatan tanggul, akan dilakukan koordinasi lebih lanjut bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) agar bisa direalisasikan pada tahun 2025.
‘’Kami berupaya semaksimal mungkin untuk mengatasi masalah rob di Eretan Wetan ini. Pengerukan muara sungai akan menjadi salah satu prioritas kami. Sistem logistik perikanan juga harus kita maksimalkan agar nelayan kita memiliki daya tawar tinggi,’’ ujar Bey.