REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Puluhan rumah rusak akibat terjadi longsor dan pergerakan tanah Desa Waringinsari, Kecamatan Takokak dan Desa Sukarame, Kecamatan Sukanaraga, Kabupaten Cianjur, Ahad (24/11/2024). Penyebab longsor dan pergerakan tanah akibat hujan yang terjadi dengan intensitas tinggi.
Pranata Humas Ahli Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat Hadi Rahmat mengatakan, longsor dan pergerakan tanah terjadi di enam kampung yaitu Kampung Buniwangi, Kampung Babakansirna, Kampung Sukarilah, Kampung Cibuluh, Kampung Bojong dan Kampung Sinarpusaka, Desa Waringinsari. Selain itu, terjadi di Kampung Pasirlame, Desa Sukarame, Kecamatan Sukanagara.
Akibat kejadian itu, di Desa Waringinsari, 31 rumah rusak berat, 56 rumah rusak ringan dan 46 rumah rusak sedang. Sedangkan di Desa Sukarame sebanyak lima unit rumah terancam dan satu area sawah terdampak.
"Sebanyak 407 jiwa terdampak atau 135 kepala keluarga dan 87 orang mengungsi," ujar Hadi saat dikonfirmasi, Ahad malam (24/11/2024).
Hadi menuturkan telah berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Cianjur dan melakukan asesmen di lapangan. Hadi menyebut potensi tanah bergerak masih dapat terjadi. "Terjadi pergerakan tanah lagi," kata Hadi.
Hadi mengatakan pergerakan tanah sudah terjadi tanggal 17 November dan kembali terjadi pada tanggal 22 November. Ia menambahkan pihaknya mencatat sejak 1 November hingga 23 November terdapat 55 kejadian longsor, 33 kejadian banjir dan cuaca ekstrem 75 kejadian. "Total jumlah kejadian 163 kejadian," kata Hadi.
Ia menyebut wilayah yang banyak terjadi kejadian bencana yaitu Kabupaten Bogor 44 kejadian, Kabupaten Bandung 18 kejadian, Kabupaten Sukabumi 17 kejadian. Kabupaten Bandung Barat dan Kota Bogor 15 kejadian. "Enam orang meninggal dunia," katanya.