REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Dede Sumiati (60) terkejut saat air banjir tiba-tiba merangsek ke dalam rumahnya di Kampung Guha Mulya, RT 01/14, Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat pada Sabtu (15/3) sore. Ketika itu ia sedang menanak nasi.
Rumahnya terendam banjir setinggi 3 meter lebih akibat luapan Sungai Cimeta saat hujan deras mengguyur. Rumah milik Dede hanya berjarak sekitar 5 meter dari dari bibir sungai. Beruntung ia masih bisa menyelamatkan diri ketika air tiba-tiba masuk ke dalam rumahnya. "Kemarin lagi manasin nasi, tiba-tiba sekitar jam 5 air mulai masuk ke rumah," ujar Dede Sumiati di lokasi, Ahad (16/3).
Menyadari rumahnya akan terendam, Dede pun menyelamatkan diri lewat jendela belakang rumahnya. Setelah itu, air langsung merendam rumahnya yang berada di bantaran sungai. Seluruh barang-barang seperti perabotan, kursi hingga peralatan elektronik rusak terendam banjir.
"Ibu kemarin pas sendiri di rumah, langsung lari lewat belakang ke kebun cuma bawa surat-surat aja. Kalau yang lain udah gak ada yang bisa diselamatin, lemari aja pada jatuh, pintu jebol. Tahun kemarin juga banjir, tapi paling parah sekarang," katanya.
Masroni (66), korban banjir lainnya pun hanya bisa meratapi rumahnya luluh-lantah terendam banjir. Rumahnya rusak parah pada bagian belakang. Kamarnya kini terbuka karena tembok bagian belakang tersapu banjir. Perabot di rumahnya tak ada yang bisa diselamatkan. Lumpur masih mengotori semua sudut rumah.
"Ya habis semua, enggak ada yang bisa diselamatkan. Kalau surat-surat ini juga seadanya. Rumah rusak parah enggak bisa ditinggali," kata Masroni.
Kerusakan rumahnya dampak banjir serupa pada tahun 2024 lalu belum juga diperbaiki, kini justru makin parah. Ia berharap ada bantuan untuk memperbaiki rumahnya. "Tahun lalu juga cuma bisa saya perbaiki dikit-dikit, tahun ini malah makin parah rusaknya. Ya mudah-mudahan ada bantuan, soalnya enggak ada uang kalau perbaiki sendiri," katanya.