Rabu 09 Apr 2025 21:20 WIB

Ini Kronologi Bocah SD Terbakar di Cirebon Versi Ketua RW

Peristiwa itu terjadi saat warga sedang melakukan kerja bakti

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Seorang bocah kelas 6 SD di Kabupaten Cirebon mengalami luka bakar parah  setelah disiram cairan alkohol murni oleh temannya dan tersambar api.
Foto: Dok Republika
Seorang bocah kelas 6 SD di Kabupaten Cirebon mengalami luka bakar parah setelah disiram cairan alkohol murni oleh temannya dan tersambar api.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Jajaran kepolisian masih menangani kasus terbakarnya seorang bocah kelas 6 SD di Kabupaten Cirebon hingga mengalami luka parah. Peristiwa itu terjadi setelah bocah berinisial EA (12) sebelumnya tersiram cairan hand sanitizer yang mengandung kadar alkohol dan tersambar api.

Peristiwa itu terjadi di lingkungan tempat tinggal korban di Perumahan Taman Hasna, Desa Pamengkang, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, pada Ahad (6/4/2025).

Baca Juga

Dalam menangani kasus itu, jajaran Polres Cirebon Kota (Polres Ciko) dan Polsek Mundu pun melakukan pengecekan ulang di lokasi kejadian. Hal itu guna memastikan kronologi peristiwa dan mengumpulkan bukti tambahan. Polisi juga meminta keterangan dari sejumlah saksi di lokasi kejadian, Rabu (9/4/2025).

Sementara itu, Ketua RW 11 Perumahan Taman Hasna, Hendra menjelaskan, peristiwa itu terjadi saat warga sedang melakukan kerja bakti, tak jauh dari tempat anak-anak bermain. Tiba-tiba, terdengar jeritan dari orang tua korban yang melihat anaknya terbakar.

“Kita langsung samperin. Ternyata putranya keluar dalam kondisi basah dan saya lihat di tubuhnya sudah ada luka (bakar). Ya sudah saya teriak agar anak ini di bawa ke rumah sakit," katanya, Rabu (9/4/2025).

Menurut Hendra, saat itu ada sekitar sepuluh anak yang sedang bermain dengan korban. Mereka sedang bermain bakar-bakaran rumput dan sudah dipadamkan.

Tak berhenti sampai di situ, anak-anak tersebut kemudian bermain perosotan di tanah. Supaya licin, mereka menyiram tanah dengan cairan itu dan memotong jeriken yang sebelumnya berisi cairan tersebut, sebagai alas untuk bermain perosotan.

Saat itulah, cairan yang berada di dalam jeriken tumpah dan mengenai tubuh korban. Tubuh korban kemudian tersambar api yang diduga berasal dari sisa bakaran rumput. “Jadi anak-anak itu sebenarnya sedang bermain, menggunakan cairan hand sanitizer yang sudah kadaluarsa, di labelnya tertulis (mengandung kadar alkohol),” katanya.

Hendra mengatakan, berdasarkan keterangan anak-anak, mereka tidak sengaja menyiram tubuh korban dengan cairan hand sanitizer yang mengandung alkohol tersebut. Ia pun mendapat informasi dari anak-anak tersebut bahwa jeriken yang berisi cairan itu didapatkan dari sebuah rumah kosong di RT 005 RW 001 Taman Hasna.

“Rumah tersebut persis (seperti) gudang yang menyimpan barang-barang yang sudah tidak terpakai, baik lipstik, bedak dan lainnya, yang kelihatannya sudah kadaluarsa. Di situ juga saya mencium bau hand sanitizer dan menemukan ada jeriken pecah," katanya.

Sebagai pengurus RW, Hendra pun menyayangkan adanya informasi yang seolah  menyudutkan warga di RW 001 Perumahan Taman Hasna. Padahal, dia menyatakan, peristiwa itu merupakan musibah dan tidak ada unsur kesengajaan.

"Di media sosial itu kan disebutkan ada penyiraman, lalu kekerasan, pembullyan dari anak-anak sini kepada korban. Padahal itu semua tidak benar,” katanya.

Sementara itu, Tohari selaku Ketua RT 001 RW 001 Taman Hasna menambahkan, kejadian tersebut semata karena ketidaktahuan anak-anak mengenai potensi bahaya hand sanitizer yang mengandung alkohol saat berdekatan dengan sumber api.

"Katanya itu hand sanitizer saat pandemi Covid-19. Kami juga menyayangkan kenapa rumah hunian dijadikan gudang penyimpanan produk-produk dan alat kesehatan. Apalagi tidak dijaga dan bisa diakses anak-anak dengan mudah,” katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement