Rabu 22 Oct 2025 15:53 WIB

Bocah SD Tewas Dibunuh di Toilet Masjid, Pemkab Majalengka Tanggung Biaya Otopsi Rp 6 Juta

Biaya otopsi sempat menjadi perhatian keluarga korban

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Bupati Majalengka, Eman Suherman saat bertakziah ke rumah duka bocah SD yang tewas dibunuh di toilet masjid di Desa Sadasari, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, Selasa (22/10/2025) malam.
Foto: Dok Republika
Bupati Majalengka, Eman Suherman saat bertakziah ke rumah duka bocah SD yang tewas dibunuh di toilet masjid di Desa Sadasari, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, Selasa (22/10/2025) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA--Kasus meninggalnya MR (11), bocah yang dibunuh di toilet masjid di Desa Sadasari, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, mengundang perhatian Pemkab Majalengka. Kasus itu telah ditangani Polres Majalengka.

Bupati Majalengka, Eman Suherman pun mendatangi rumah duka di Desa Sadasari, Kecamatan Argapura, pada Selasa (22/10/2025) malam. Ia diterima langsung oleh kedua orang tua korban di tengah suasana duka yang masih menyelimuti keluarga. “Saya bersama teman-teman dari pemerintah daerah hadir untuk menyampaikan silaturahmi sekaligus duka yang sedalam-dalamnya atas musibah yang terjadi terhadap anak Pak Eyo dan Ibu Sri (orang tua korban),” ujar Eman.

Baca Juga

Eman juga mengaku turut prihatin atas kejadian tragis yang menimpa anak tersebut. Ia berdoa agar kedua orang tua korban diberi ketabahan dan kesabaran. “Saya yakin beliau berdua (orang tua korban) orang yang taat beragama dan terlihat sangat tegar. Karena menyadari bahwa semua ini adalah ketentuan dari Allah. Namun tentu sebagai manusia, kita tidak bisa menutupi rasa kehilangan dan kesedihan yang mendalam,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Eman mengatakan telah menerima laporan dari kepala desa setempat terkait biaya otopsi yang sempat menjadi perhatian keluarga korban. Adapun besaran biaya otopsi itu mencapai Rp 6 juta.

Terkait hal itu, Eman memastikan pemerintah daerah akan menanggung biaya otopsi tersebut. “Barusan juga ada masukan dari Pak Kuwu bahwa korban ini kemarin pada saat diproses di rumah sakit untuk diotopsi ada biaya sampai Rp 6 juta. Namun demikian, saya di pemerintah akan menanggung semua yang menjadi beban keluarga, termasuk untuk biaya otopsi,” katanya.

Eman pun mengimbau masyarakat untuk tidak berspekulasi mengenai penyebab kematian korban. Ia meminta agar publik menunggu hasil resmi dari pihak kepolisian dan berharap masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh isu-isu liar.

“Saya sudah minta jangan sampai ada ruang-ruang emosi publik. Apalagi kalau sampai menimbulkan kegaduhan. Mari kita jaga suasana tetap kondusif,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement