REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU--Pelesiran Bupati Indramayu, Lucky Hakim ke Jepang di saat libur Lebaran Idul Fitri 2025 kemarin, mendapat sorotan luas. Hal itu dikarenakan kepergiannya tersebut tanpa seizin Kemendagri dan Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi.
Lucky pun telah dimintai keterangannya oleh Kemendagri. Ia juga telah mengakui kesalahannya dan meminta maaf.
Sikap Lucky yang mau mengakui kesalahannya itupun diapresiasi oleh Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi. Dalam unggahannya di akun Tiktok @dedimulyadi official, gubernur yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) itu menyebut sikap tersebut sangat baik untuk seorang pemimpin.
Menaggapi unggahan KDM, Lucky pun mengaku bersyukur. Meski demikian, ia tetap merasa bersalah dan meminta maaf. “Ya Alhamdulillah. Saya punya salah, saya minta maaf. Dan saya menerima apapun nanti konsekuensinya. Saya berserah diri pada Allah,” ujar Lucky, saat ditemui di Kabupaten Indramayu, Rabu (9/4/2025).
Lucky mengungkapkan, sebagai orang yang bersalah, dirinya tidak berharap untuk dipuji. Ia mengaku sudah merasa senang jika kesalahannya dimaafkan. “Maaf bukan cuma dari Pak Gubernur ya. Maaf (juga) dari Pak Menteri, dari Pak Wamen, dari seluruh masyarakat Indonesia. Dan terutama saya mohon maaf pada masyarakat Indramayu karena kan saya ini pemimpin Indramayu yang salah persepsi gitu loh,” katanya.
Lucky mengatakan baru menyadari bahwa sebagai seorang bupati, dirinya tidak bisa menikmati libur seperti ASN. Kejadian kali ini pun menjadi pelajaran yang berharga baginya.
Sementara itu, ketika ditanya alasan memilih Jepang sebagai tujuan liburannya, Lucky memberikan penjelasan. Dia menyatakan, tak hanya sekedar liburan, hal itu juga dilakukannya sembari melihat berbagai peluang mengingat banyak warga Indramayu yang menjadi pekerja migran di Jepang.
“Nah ini bukan pembelaan lagi ya. Salah mah tetap salah. Tapi sebenarnya saya tuh sudah janjian sama orang-orang (warga Indramayu) yang bekerja di Jepang,” kata Lucky.
“Kemarin saya rencananya mau ketemu sama mereka itu supaya mereka ketika berangkat jadi pekerja, pulang jadi pengusaha. Gimana caranya supaya mereka itu punya afiliasi bisnis ataupun entrepreneurship,” imbuhnya.