Senin 05 May 2025 15:51 WIB

Ratusan Siswa SMA/SMK Bermasalah Mulai Dikirim ke Barak Militer di Lembang

Pendidikan karakter ala militer, diyakini bisa mengubah prilaku dan kebiasaan siswa

Rep: Ferry Bangkit Rizki / Red: Arie Lukihardianti
Para Siswa SMK/SMK di Jawa Barat Sedang Berada di Barak 1 Gatot Subroto, Dodik Bela Negara Rindwam III/Siliwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Mereka akan Menjalani Pendidikan Militer Selama Dua Pekan.
Foto: Ferry Bangkit
Para Siswa SMK/SMK di Jawa Barat Sedang Berada di Barak 1 Gatot Subroto, Dodik Bela Negara Rindwam III/Siliwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Mereka akan Menjalani Pendidikan Militer Selama Dua Pekan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT--Meskipun diterpa berbagai kritikan, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tetap mengirimkan siswa bermasalah untuk menjalani pendidikan karakter. Kali ini giliran ratusan siswa SMA/SMK sederajat yang dikirim barak militer di Dodik Bela Negara Rindam III/Siliwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Siswa yang memiliki berbagai latar belakang permasalahan itu mulai berdatangan di Dodik Bela Negara Rindam III/Siliwangi pada Sabtu (3/5). Namun hingga Senin (5/5), siswa dari berbagai daerah di Jawa Barat masih berdatangan untuk digembleng langsung anggota TNI. Mereka akan menjalani pendidikan selama dua pekan.

Baca Juga

"Sekarang yang datang ke sini secara umun ada yang kecanduan minuman, game online, paling banyak ML, kecanduan merokok, ada yang terlibat geng motor. Secara umum mereka itu punya kesadaran bahwa ingin berubah, dan di rumah mereka tifak bisa lagi berubah," ujar Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi usai berkunjung ke Dodik Bela Negara Lembang.

Dia mengatakan, mengirim anak bermasalah ke barak militer akan terus dilakukan secara bertahap di Jawa Barat. Sebab Dedi mengklaim, semakin banyak orang tua yang ingin menitipkan anaknya untuk mengikuti pendidikan karakter ini.

"Nanti kita bikin gelombang, gelombang pertama misalnya 500, kedua 500, dan terus berkesinambungan dalam setahun tak berhenti. Akhirnya banyak sekarang yang berbondong-bondong nitip anaknya," kata Dedi.

Selama berada di barak militer, para siswa SMK/SMK yang datang dari berbagai latar permasalahan kenakalan remaja itu akan mendapat pendidikan seputar bela negara, wawasan kebangsaan, pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), kedisiplinan, anti narkoba, pendidikan keagamaan dan lain-lain.

"Pertama kedisiplinan, membangun disiplin. Makan, mandi, shalat tepat waktu. Itu dulu dikembalikan karena mereka rata-rata tidur jam 4 saya tadi tanya orang tua. Kita kembalikan jam 8 atau 9, paling malam 10, sehingga siklus itu kembali," kata Dedi.

Meski digembleng ala militer, mantan Bupati Purwakarta itu memastikan anak-anak tetap mendapatkan pembelajaran seperti di sekolah. "Setelah disiplin, baru mengikuti pelajaran sekolah, bisa guru ke sini atau TNI jadi guru nanti diberi stimulus khusus. Sehingga bisa bersekolah seperti biasa, nanti olahraga juga kita fasilitasi," kata dia.

Dirinya melanjutkan, pendidikan karakter ala militer ini diyakini bisa mengubah prilaku dan kebiasaan para siswa. "Dan saya lihat baru dua malam biasa tidur jam 4 sekarang udah tidur jam 9, biasa merokok sudah berhenti," katanya.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman menambahkan di gelombang pertama untuk siswa SMA/SMK ini pihaknya menyiapkan 350 kuota bagi anak-anak yang mengalami berbagai permasalahan di lingkungannya.

"Yang sudah itu ada 201 siswa dari berbagai kabupaten dan kota di Jawa Barat, kami siapkan untuk gelombang pertama 350. Mereka sudah mendapatkan izin dari orang tua secara lisan dan tertulis," kata Maman.

Dirinya menjelaskan, dari berbagai materi yang disiapkan, pihaknya menyisihkan waktu sekitar dua jam bagi siswa untuk mengikuti materi pembelajaran formal seperti di sekolah. "Setiap hari ada 2 jam untuk pembelajaran formal sesuai kurikulum sekolah. Kami ingin pastikan anak-anak tidak ketinggalan pelajaran," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement