Kamis 28 Aug 2025 21:59 WIB

Petugas Ungkap, Ini Diduga Cara Macan Tutul Bisa Kabur dari Lembang Park and Zoo

Macan diperkirakan kabur dengan cara menjebol bagian atap kandang karantina hewan

Rep: Ferry Bangkit Rizki / Red: Arie Lukihardianti
Anggota Polisi Berjaga di Dekat Kandang Karantina di Kawasan Lembang Park and Zoo, Kabupaten Bandung Barat Tempat Disimpannya Macan Tutul yang Disebut Lepas.
Foto: Fery Bangkit Rizki/Republika
Anggota Polisi Berjaga di Dekat Kandang Karantina di Kawasan Lembang Park and Zoo, Kabupaten Bandung Barat Tempat Disimpannya Macan Tutul yang Disebut Lepas.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Macan tutul yang dititipkan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) di kandang karantina milik Lembang Park and Zoo, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat kabur pada Kamis (28/8/2025). Petugas gabungan diterjunkan untuk melakukan pencarian.

Macan tutul hasil evakuasi dari Balai Desa Balai Desa Kutamandarakan, Kecamatan Maleber, Kabupaten Kuningan itu diperkirakan kabur dengan cara menjebol bagian atap kandang karantina hewan antara pukul 05.00-06.00 WIB.

Baca Juga

Kepala BKSDA Jabar Agus Arianto mengatakan, petugas menerjunkan anjing pelacak untuk mencari keberadaan macan tutul. Petugas menemukan tanda-tanda keberadaan macan berdasarkan jejak atau tapak kaki dari satwa liar tersebut.

“Dari hasil pelacakan dengan anjing pelacak ditemukan dugaan kotoran dan jejak tapak di sekitar area kebun binatang,” kata Agus ditemui di Lembang Park and Zoo.

Agus memprediksi macan tutul itu masih ada di area Lembang Park, belum sampai ke permukiman warga. Petugas juga menggunakan alat thermal untuk mendeteksi keberadaannya.

Di sisi lain Agus meminta kepada warga sekitar untuk tidak panik, tetapi tetap waspada. Pasalnya, macan tutul adalah hewan nocturnal yang cenderung beraktivitas di malam hari. Hewan macan tutul juga punya karakter menjauhi manusia dan menghindari keramaian.

"Macan tutul akan menghindari, tetapi bukan berarti tidak membahayakan. Kami berupaya semaksimal mungkin dengan pihak yang ada di sini, baik secara komunikasi maupun dengan pemerintah daerah untuk memberikan ketenangan kepada masyarakat," papar Agus.

Kepada masyarakat, kata Agus, apabila menemukan atau melihat keeradaan macan tutul untuk segera menghubungi petugas kepolisian atau pihak Lembang Park and Zoo. Masyarakat diminta untuk jangan bertindak sendiri.

“Satwa ini aktif pada malam hari. Untuk sementara, belum ada evakuasi warga. Secara dasar, satwa tersebut cenderung menghindari manusia dan akan mencari tempat yang nyaman, seperti lokasi dengan banyak pohon atau kubangan air. Untuk ciri-cirinya, satwa ini diperkirakan berumur sekitar 3,5 tahun, berjenis kelamin jantan," paparnya.

Humas Lembang Park and Zoo, Miftah Setiawan mengatakan, untuk menangkap lagi macan tutul itu, tiga tim dibentuk. Berisikan pengelola Lembang Park and Zoo, dokter hewan, penembak bius, Dinas Kehutanan, BBKSDA, hingga TNI dan Polri.

"Kita membentuk 3 tim, nah dari masing-masing tim itu sudah diwakili dokter hewan, penembak jitu, penembak bius, dan juga ada yang tulup (peniup bius dengan benda seperti sedotan). Tulup juga menggunakan bius juga," katanya.

Miftah mengungkap ada dua skenario yang disiapkan guna menangkap hewan dengan nama latin Panthera pardus tersebut. Menangkap hidup-hidup dengan dibius atau ditembak mati.

"Macan tutul termasuk hewan yang dilindungi, kita berikhtiar ditangkap hidup-hidup. Namun jika di lapangan terjadi hal yang tidak diinginkan, atas izin dari pihak yang berwenang kita diperbolehkan untuk menembak mati macan tersebut," kata Miftah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement