REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Ekuitas akhirnya resmi bertransformasi menjadi Universitas Ekuitas Indonesia. Karena, perguruan tinggi yang berdiri sejak 2001 itu telah mendapatkan Surat Keputusan (SK) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada 12 Agustus 2025. SK tersebut, diterima oleh pihak kampus pada 20 Agustus 2025.
Menurut Plt Rektor Universitas Ekuitas Indonesia, Prof. Mokhamad Anwar, SE., M.Si., Ph.D., pihaknya merasa lega sekaligus bangga atas capaian ini. Karena, perubahan status menjadi universitas lebih cepat dari target semula yang diproyeksikan baru terealisasi pada 2026.
“Kami merasa lega karena akhirnya harapan kita, para stakeholder, pendiri, pembina, dan civitas akademika STIE Ekuitas terwujud. Persiapan menuju universitas sudah dilakukan sejak lama, dengan kajian yang dimulai sejak 2024,” ujar Prof. Anwar di Kampus UEI, Jalan P.H.H. Mustopa., Kota Bandung, Rabu (1/10/2025).
Prof Anwar mengatakan, tim khusus telah dibentuk untuk mengkaji berbagai opsi transformasi. Yakni, mulai dari menambah program studi (Prodi) baru secara organik, mengakuisisi kampus lain atau membeli institusi pendidikan yang sudah ada. Hasil kajian, memutuskan untuk menempuh jalur organik dengan membuka sejumlah program studi baru.
Awalnya, kata dia, pihak kampus berencana membuka prodi Psikologi dan Hukum. Namun, karena adanya moratorium dari pemerintah pusat, kampus diarahkan untuk menambah program di bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics).
“Karena ada moratorium, akhirnya kami diarahkan ke bidang STEM approach. Maka dibuka empat program baru, yakni S1 Sistem Informasi, S1 Data Science, S1 Informatika, dan S1 Bisnis Digital,” katanya.
Menurutnya, dengan tambahan tersebut maka Universitas Ekuitas Indonesia kini memiliki dua fakultas. Yakni, Fakultas Ekonomi, Bisnis, Manajemen, dan Akuntansi (EMBA) serta Fakultas Informatika dan Komputer (Infokom).
Di tempat yang sama, Plt Wakil Rektor III yang juga Ketua Tim Kajian Dani Dagustani mengatakan, pihaknya memilih langsung bertransformasi menjadi universitas, bukan institut, agar lebih efisien. “Kami tidak memutuskan ke institut dulu, melainkan langsung ke universitas supaya sekaligus, tidak capek dua kali,” katanya.
Menurut Dani, kajian juga memperhitungkan kebutuhan 25 tahun ke depan yang berbasis pada kebutuhan industri. "Sejak turunnya SK Kemendikbudristek, kampus langsung membuka pendaftaran mahasiswa baru untuk empat prodi berbasis STEM tersebut," katanya.
Plt Wakil Rektor II, Neneng Hayati mengatakan, sarana dan prasarana kampus telah siap menampung mahasiswa baru. “Alhamdulillah saat divisitasi, sarana dan prasarana dinilai mumpuni. Jadi mahasiswa baru di prodi baru bisa langsung kuliah di Kampus 1 Jalan PHH Mustofa, Kota Bandung,” katanya.
Selain infrastruktur, kata dia, universitas juga merekrut dosen-dosen baru untuk memperkuat kualitas perkuliahan. Selain itu, untuk menarik minat mahasiswa baru tahun ini, pihak yayasan bersama manajemen universitas mengeluarkan kebijakan beasiswa penuh selama satu tahun pertama. Setelah itu, mahasiswa akan tetap mendapatkan potongan biaya kuliah hingga 50 persen sampai lulus.