REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Polisi melakukan penyelidikan kasus keracunan massal yang menimpa 1.315 siswa dan ibu menyusui serta ibu hamil di wilayah Cipongkor dan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat usai mengkonsumsi menu Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kapolres Cimahi, AKBP Niko Nurallah Adi Putra mengatakan, penyelidikan dilakukan bersama Polsek Sindangkerta, Polsek Cililin, dan dibantu Direktorat Kriminal Khusus (Dikrimsus) Polda Jawa. Hingga saat ini polisi masih menunggu hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan dan muntahan korban.
"Beberapa sampel sudah diajukan ke laboratorium, tinggal kita lihat hasilnya apakah bisa menunjang proses lebih lanjut," ujar Niko Kamis (2/10/2025).
Polisi, sudah melakukan pemeriksaan terhadap saksi mulai dari perangkat desa, pihak sekolah, kepala dan petugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) hingga sejumlah siswa yang menjadi korban, di tiga titik utama yang teridentifikasi sebagai lokasi penyebaran keracunan. Yaitu, Kecamatan Cipongkor dan Cihampelas.
"Sudah ada belasan saksi yang dimintai keterangan dari tiap lokasi. Pemeriksaan masih akan terus berjalan," katanya.
Meski ribuan siswa sempat mengalami gejala keracunan, Niko memastikan kondisi korban kini berangsur membaik. "Alhamdulillah, dari 1.315 siswa yang dilaporkan, sampai dengan saat ini sudah membaik," ucap Niko.
Bupati Bandung Barat Jeje Ritchie Ismail mengintruksikan Dinas Kesehatan dan berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk menginvestigasi semua dapur di Bandung Barat agar melengkapi perizinan dan sertifikasi sebelum beroperasional.
Hal itu, kata dia, sangat penting untuk mencegah terjadinya keracunan berulang seperti yang sudah menimpa 1.315 siswa di wilayah Cipongkor dan Cihampelas, Bandung Barat. Tiga SPPG yang memasok menu MBG di wilayah itu dihentikan sementara selama masa investigasi.
"Saat ini juga kita melakukan investigasi terhadap dapur (SPPG), karena mulai dari perizinan, kemudian standarisasi pengelolaan makanan itu harus kita cek. Semua harus bersertifikat termasuk petugasnya," kata Jeje.