Kamis 20 Nov 2025 16:30 WIB

Pemkot Bandung Gandeng GOTO Tingkatkan Kualitas Layanan Publik Hingga Pemberdayaan UMKM

Sektor jasa adalah penyumbang utama ekonomi Kota Bandung.

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menandatangani kerja sama dengan PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) untuk memperkuat kualitas, transparansi, dan aksesibilitas pelayanan publik melalui pemanfaatan teknologi dan ekosistem digital.
Foto: Pemkot Bandung
Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menandatangani kerja sama dengan PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) untuk memperkuat kualitas, transparansi, dan aksesibilitas pelayanan publik melalui pemanfaatan teknologi dan ekosistem digital.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menandatangani kerja sama dengan PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) untuk memperkuat kualitas, transparansi, dan aksesibilitas pelayanan publik melalui pemanfaatan teknologi dan ekosistem digital. Penandatanganan dilakukan di Pendopo Kota Bandung, Kamis (20/11/2025).

Kerja sama ini juga mencakup pemberdayaan UMKM binaan Pemkot Bandung. Kerja sama mulai dari integrasi ke ekosistem digital GOTO, peningkatan kapasitas, hingga promosi produk agar semakin berdaya saing.

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan menjelaskan transformasi digital Kota Bandung didukung oleh empat pilar utama sumber daya manusia, media (platform digital), sektor jasa, dan pemerintahan.

“Bandung punya SDM yang kuat. Indeks Pembangunan Manusia kita termasuk yang tertinggi di Indonesia karena banyak perguruan tinggi terbaik ada di kota ini,” ujar Farhan.

Menurut Farhan, masyarakat semakin mudah mengakses pelayanan publik karena hadirnya media dan platform digital, termasuk LPSE dan aplikasi besar seperti GOTO.

“Kita ini bisa masuk ke dunia digital karena ada medianya. LPSE dan berbagai platform lain mempercepat transformasi digital, termasuk aplikasi GOTO yang memberi akses luas bagi warga Bandung,” ungkapnya.

Farhan menilai keberadaan GOTO sangat strategis karena sektor jasa adalah penyumbang utama ekonomi Kota Bandung.

“Sekitar 60 persen sektor perdagangan kita adalah retail, dan 60 persen sektor pariwisata adalah kuliner. Platform seperti GOTO membuka peluang besar bagi pelaku usaha Bandung untuk naik kelas secara digital,” katanya.

Ia juga menilai, belanja online dan offline tidak seharusnya saling mematikan. Menurutnya, belanja online bukan untuk membunuh belanja offline. Keduanya bisa berjalan beriringan.

"Justru ini kesempatan untuk mendorong transformasi digital, termasuk bagi PKL dan usaha informal,” ujarnya.

“Pemkot dan GOTO sama-sama berkewajiban memastikan data masyarakat aman. Kolaborasi ini bukan berbagi data mentah, tapi mengelola data agregat untuk meningkatkan layanan publik,” imbuh Farhan.

Vice President Public Policy & Goverment Relations, M. Chairil mengatakan, kerja sama ini akan diikuti implementasi program-program yang lebih konkret.

“Kami ingin ekosistem digital GOTO memberi manfaat langsung bagi warga Bandung: dari kemudahan layanan publik, pembukaan lapangan kerja, sampai peningkatan kapasitas UMKM,” ujar Hairil.

Ia menjelaskan, MoU ini menjadi langkah awal untuk memperluas dan menajamkan program bersama. Dia siap menyesuaikan program dengan kebutuhan dinas dan OPD di Pemkot Bandung. 

“Kami ingin masyarakat Bandung menjadi yang terdepan dalam pemanfaatan teknologi. Mulai dari sektor mobilitas, UMKM, hingga pengembangan talenta digital,” jelasnya.

Melalui kolaborasi ini, Pemkot Bandung menegaskan komitmennya untuk menghadirkan pelayanan publik yang lebih cepat, mudah, dan transparan. Pada saat yang sama, kolaborasi ini membuka peluang besar bagi UMKM, pelajar, dan pelaku usaha informal untuk tumbuh bersama ekosistem digital.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement