REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Pangauban di Kampung Cibodas, RT 02/08, Desa Pangauban, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat kembali beroperasi mengolah menu Makan Bergizi Gratis (MBG). Sebelumnya, hampir tiga pekan SPPG terhenti karena kehilangan saldo Rp1 miliar.
Owner SPPG Pangauban Hendrik Irawan mengatakan, pihaknya sudah menerima penyaluran dana dari Badan Gizi Nasional (BGN) sekitar Rp 990 juta sehingga bisa kembali menjalankan program MBG yang digagas Presiden Prabowo Subianto.
"Kami sempat tutup produksi selama tiga minggu dan baru tanggal 22 November kemarin kembali menyalurkan MBG. Pihak BGN memberikan dana hampir Rp 1 miliar, tepatnya Rp990 juta," ujar Hendrik di lokasi, Rabu (3/12/2025).
Diketahui saldo rekening SPPG Pangauban senilai Rp1 miliar sempat raib usai diduga menjadi korban penipuan digital. Kasus raibnya saldo itu bermula ketika mantan Kepala SPPG sebelumnya melakukan persetujuan transaksi melalui aplikasi BNI Direct, lalu sistem meminta penggantian kata sandi.
Tanpa curiga, dia memberikan informasi rekening yang bersifat rahasia kepada pihak yang mengaku sebagai petugas bank. Tanpa disadari itu adalah penipuan sehingga akhirnya uang direkening terkuras. Alhasil imbas kejadian itu, sejak Senin (3/11/2025) SPPG Pangauban berhenti produksi memasok MBG sebanyak 4.000 paket/harinya.
Berkaca dari pengalaman tersebut, Hendrik mengaku akan lebih hati-hati agar kejadian serupa tidak kembali terulang. Jangan sampai 4.000 paket MBG bagi siswa dan ibu hamil tidak terlayani, karena itu sangat berarti bagi mereka.
"Kasus kemarin jadi pelajaran dan jangan sampai terjadi lagi. Sekarang kami sudah operasi lagi, terima kasih kepada pemerintah, Presiden, BGN, yang memberikan mensupport," katanya.
Bersama Kepala SPPG yang baru, dirinya siap mengikuti dan taat kepada aturan pemerintah. Menjadi mitra yang baik, melayani kebutuhan siswa, menjalankan SOP penyajian agar jangan sampai terjadi keracunan makanan. "Alhamdulilah kepala SPPG sekarang satu arah dan satu misi, untuk menyukseskan program MBG," kata dia.
Disinggung soal perkembangan kasusnya, ia mengaku telah dipanggil Kejaksaan Agung (Kejagung) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Bahkan berdasarkan informasi yang diterimanya, kasus dugaan penipuan digital itu sudah masuk ke tahap penyidikan di Bareskrim Polri. "Pagi tadi kami sudah dihubungi BGN untuk memberikan keterangan ke Bareskrim Polri terkait kehilangan saldo Rp 1 miliar. Jadi ternyata kasus hukumnya tetap berjalan," katanya.
Pada kesempatan yang sama Kepala SPPG Pangauban, Ahmad Sopian menyebutkan, akan mengikuti alur dan juknis dari manajemen dalam pengelolaan MBG. Targetnya ingin menjadikan SPPG Pangauban maju dan memberdayakan masyarakat sekitar. "Semoga SPPG Pangauban bisa jadi dapur panutan se-Indonesia, karena standar pelayanan dan pengolahan di sini di atas rata-rata," katanya.