REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PM) mendorong transformasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjadi inkubator yang dapat mencetak satu juta talenta global. Untuk mewujudkan hal tersebut, sejumlah upaya dilakukan. Salah satunya, melalui rangkaian Roadshow Workshop Kepala Sekolah SMK Go Global di tiga kota strategis di Indonesia. Roadshow tiga kota tersebut, digelar di Bandung, Makassar, dan Semarang, pada 1, 3, dan 4 Desember 2025.
Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, A Muhaimin Iskandar mengatakan, transformasi SMK penting untuk memastikan lulusannya dapat memiliki standar kompetensi global. Baik secara kapasitas (skill), maupun bahasa.
“Persaingan antar negara tidak hanya dalam perdagangan, tapi juga pasar kerja. SMK Go Global memastikan lulusan SMK kita mampu menaklukkan pasar kerja global,” ujar Muhaimin.
Menurut Muhaimin, pihaknya juga berkomitmen memperbaiki sistem vokasi nasional dari hulu ke hilir. Yakni, melalui usulan pembuatan Badan Vokasi Nasional.
Sementara menurut Deputi bidang Koordinasi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Pelindungan Pekerja Migran Kemenko PM, Leontinus Alpha Edison, transformasi SMK saat ini menjadi hal penting yang perlu didorong melalui kolaborasi lintas sektor, seiring tingginya angka lulusan sekolah kejuruan yang belum mendapatkan pekerjaan.
Untuk itu, kata dia, roadshow ini merupakan langkah konkret Kemenko PM dalam menghadapi tantangan nasional. Yakni 1,63 juta lulusan SMK yang belum mendapatkan pekerjaan.
“Sebagai penyelenggara negara, tugas kami bukan sekadar membuka akses pasar, tetapi memastikan _supply dan demand_ bertemu pada standar kualitas yang sama. Kami berharap melalui transformasi SMK bisa mencetak 1 juta talenta global terampil,” kata Leon.
Leon mengatakan, inisiatif ini sangat krusial. Untuk itu, workshop ini sengaja digelar guna mengidentifikasi dan memetakan tantangan riil di tingkat sekolah. Selain itu, workshop ini juga sekaligus merumuskan langkah prioritas dalam revitalisasi satuan pendidikan.
Selain itu, kata Leon, workshop dirancang untuk memberikan gambaran strategis yang komprehensif kepada para Kepala Sekolah, yang berfokus pada tiga pilar utama transformasi.
Pertama, peluang pasar global. Melalui workshop, para Kepala Sekolah diharapkan mendapatkan pemahaman bahwa terbuka peluang besar bagi lulusan SMK untuk mengisi tingginya permintaan Pekerja Migran Indonesia terampil (Specified Skilled Worker/SSW) di pasar global, terutama Jepang.
“Tujuan kami jelas, memastikan lulusan SMK dapat menjadi kontributor utama dalam pencapaian target nasional 1 juta PMI terampil,” kata Leon.
Kedua, kata dia, kualitas & standarisasi supply. Dia menegaskan bahwa kualitas kompetensi lulusan, harus memenuhi standar global yang diharapkan oleh sisi demand (Jepang/SSW).