Rabu 10 Feb 2021 20:05 WIB

25 Ribu Rumah Terkena Banjir di Indramayu

Selain rumah, banjir di Indramayu juga berdampak terhadap puluhan tempat ibadah.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Irfan Fitrat
Warga terdampak banjir menempati tenda darurat di jalan raya pantura wilayah Desa Jumbleng, Losarang, Kabupaten Indramayu, Selasa (9/2/2021).
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Warga terdampak banjir menempati tenda darurat di jalan raya pantura wilayah Desa Jumbleng, Losarang, Kabupaten Indramayu, Selasa (9/2/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU — Genangan air banjir di sejumlah titik wilayah Kabupaten Indramayu masih belum sepenuhnya surut hingga Rabu (10/2). Warga terdampak banjir pun dilaporkan masih ada yang mengungsi.

Banjir melanda sejumlah daerah di wilayah 22 kecamatan Kabupaten Indramayu. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, pada periode 8 Februari hingga 10 Februari pukul 12.00 WIB, dilaporkan ada sekitar 25.206 rumah warga yang terkena banjir.

Menurut Kepala Sekretariat BPBD Kabupaten Indramayu, Caya, ketinggian genangan banjir yang melanda permukiman ini bervariasi. Ada yang ketinggiannya mencapai sekitar dua meter-tiga meter, seperti di Desa Karangtumaritis, Kecamatan Haurgeulis. “Dari jumlah rumah yang terendam itu, sebelas rumah di antaranya rusak berat,” kata Caya.

Selain rumah, banjir juga berdampak terhadap 29 tempat ibadah dan 83 fasilitas umum yang tersebar di 22 kecamatan. Sekitar 2.096 sawah atau tambak milik warga pun dilaporkan terdampak.

Bencana banjir ini dilaporkan terjadi di wilayah Kecamatan Indramayu, Sindang, Pasekan, Lohbener, Jatibarang, Widasari, Tukdana, Kertasemaya, dan Sukagumiwang. Selain itu, di Kecamatan Krangkeng, Lelea, Cikedung, Kroya, Gabuswetan, Bongas, Losarang, Cantigi, Kandanghaur, Anjatan, Haurgeulis, Gantar, dan Kecamatan Terisi.

Caya mengatakan, selama tiga hari terakhir terdata sekitar 77.752 jiwa mengungsi. Hingga Rabu, kata dia, sudah ada yang kembali ke rumahnya. “Ada juga warga yang masih mengungsi,” ujar dia.

Tempat pengungsian warga terdampak banjir ini, antara lain balai desa dan kantor pengungsian. Ada juga yang mengungsi ke masjid-masjid, juga di pinggiran jalur pantai utara (pantura). Rabu siang, banjir yang menggenangi jalur pantura di wilayah Kecamatan Losarang dan Kandanghaur sudah mulai surut. Meski demikian, tenda darurat pengungsi masih ada di jalur pantura arah Jakarta. Seperti di kawasan Desa Jumbleng, Kecamatan Losarang.

Namun, lebih banyak warga yang mengungsi ke masjid. Menurut Koordinator Lapangan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Indramayu, Waminudin, salah satu masjid yang kini masih menjadi tempat pengungsian itu ada di Desa Eretan Kulon. Di desa itu dilaporkan ada sekitar 280 warga yang mengungsi. “Di situ juga ada dapur umum mandiri,” kata Waminudin.

Pemerintah Kabupaten Indramayu sudah menetapkan status tanggap darurat banjir sejak 8 Februari 2021. Status ini diberlakukan di 22 kecamatan terdampak banjir hingga 17 Februari mendatang. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement