Jumat 30 Apr 2021 21:46 WIB

Simulasi Penyekatan Pemudik Digelar di Jalur Gentong Tasik

Polres Tasikmalaya Kota melakukan simulasi enam skenario.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Irfan Fitrat
Polisi melakukan simulasi penyekatan pemudik di jalur Gentong, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya, Jumat (30/4/2021).
Foto:

Skenario kelima, ada pengguna kendaraan dengan pelat nomor Z asal Kabupaten Garut. Ketika diperiksa petugas, di dalam kendaraan tersebut terdapat ibu hamil dan satu orang pendampingnya yang hendak memeriksakan kandungan di wilayah Kota Tasikmalaya. Hal itu dapat dibuktikan dengan buku pemeriksaan kandungan berkala. Pengguna kendaraan tersebut akhirnya diperbolehkan melintas.

Untuk skenario keenam, ada pengguna kendaraan dengan pelat nomor T asal Purwakarta yang hendak menuju arah Tasikmalaya. Setelah diperiksa petugas, pengemudi mengaku hendak melakukan kunjungan duka bersama satu pendampingnya. Hal itu dibuktikan dengan surat keterangan dari lurah atau kepala desa setempat. Pengguna kendaraan tersebut dipersilakan melintas.

Kepala Biro Operasional Polda Jawa Barat (Jabar) Kombes Pol Stephen M Napiun mengapresiasi simulasi penyekatan pemudik yang dilakukan di jalur Gentong. Menurut dia, simulasi sudah berjalan sesuai prosedur standar. “Kita apresiasi Polres Tasikmalaya Kota yang sudah melakukan SOP dengan baik,” kata dia.

Pemerintah pusat memutuskan kebijakan larangan mudik pada periode 6-17 Mei mendatang. Pada periode tersebut, Stephen mengatakan, akan disiagakan sekitar 158 pos penyekatan di wilayah hukum Polda Jabar. Ia memastikan pengguna kendaraan yang bertujuan untuk mudik akan dihalau. Terkecuali yang sudah memenuhi persyaratan sesuai ketentuan dari pemerintah pusat.

Stephen berharap masyarakat dapat mematuhi kebijakan larangan mudik. Ia mengatakan, kebijakan ini bukan untuk menghalangi warga bersilaturahim, tapi lebih ke arah menekan potensi penyebaran Covid-19. Menurut dia, kebijakan ini untuk kepentingan bersama.

“Kita harapkan di tengah pertumbuhan ekonomi yang sudah bagus, kita tetap berhati-hati terhadap pandemi Covid-19. Kita harus menahan diri agar tidak ada ‘tsunami’ penyebaran Covid-19, seperti di India. Kita mohon maaf apabila harus tegas,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement