Jumat 13 Aug 2021 16:33 WIB

Sekolah di Garut Mulai Tatap Muka Pekan Depan

Kabupaten Garut menjadi salah satu daerah di Jabar yang akan laksanakan PTM.

Rep: Bayu Adji P  / Red: Bayu Hermawan
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) (ilustrasi)
Foto:

Salah satu orang tua di Kabupaten Garut, Amni Fajriani (29 tahun) mengaku sangat mendukung kembali dilakukannya PTM di sekolah. "Bukan persoalan bisa atau tidak bisa membimbing, tapi anak juga harus mengenal lingkungan sekolahnya dan berinteraksi dengan teman-temannya," kata orang tua yang anaknya duduk di bangku taman kanak-kanak (TK) itu. 

Menurutnya, interaksi anak dengan teman-teman sebayanya merupakan hal yang tak terpisahkan dari pendidikan. Apanbila sekolah dilakukan daring dari rumah, anak tak berinteraksi langsung dengan temannya. Selain itu, fokus anak dalam belajar juga terbagi dengan kegiatan-kegiatan lainnya.

Amni menambahkan, terlalu banyak atau lama menggunakan gawai juga tidak baik untuk kesehatan mata anak. "Jadi sekolah tatap muka menjadi hal yang tidak hanya ditunggu-tunggu oleh anak karena bisa berkumpul dan berinteraksi dengan teman-teman sebayanya, juga saya pikir dan kemungkinan besar ditunggu-tunggu oleh para orang tua siswa," ujarnya. 

Orang tua siswa lainnya, Ari (42) juga mengaku mendukung PTM di sekolah. Namun, ia ingin ada jaminan dari sekolah terkait penerapan prokes. "Harus ada jaminan dari sekolah untuk penerapan prokes dengan ketat. Harus ada pakta integritas dari sekolah," kata orang tua yang tiga anaknya masih sekolah itu.

Ia menambahkan, sekolah juga harus melengkapi daftar isi sarana prasarana yang mesti tersedia selama PTM. Kelengkapan itu juga harus diinformasikan kepada orang tua siswa.

Ari ingin, kesehatan anaknya tetap terjaga selama melaksanakan PTM di sekolah. Sebab, anak pertamanya yang masih SMP belum mendapat vaksinasi, karena ketika jadwal sekolah anaknya melakukan vaksinasi, anaknya sedang sakit.

"Lagian kan, belum semua sekolah melakukan vaksinasi seperti di sekolah anak saya," katanya.

Ihwal vaksinasi anak, Helmi mengatakan, saat ini vaksin yang ada masih sangat terbatas. Karena itu, belum semua siswa di atas 12 tahun dapat menjalani vaksinasi.

"Untuk vaksin anak, kita masih kekurangan. Namun dengan PTM, bisa dijadikan momentum siswa vaksinasi," katanya.

Namun, ia optimistis kasus Covid-19 di Kabupaten Garut dapat terus terkendali. Saat ini, ia mengklaim, penambahan harian kasus terkonfirmasi positif Covid-19 semakin menurun. Tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit untuk pasien Covid-19 juga terus berkurang.

Sementara itu, Totong mengatakan, dengan masuknya anak ke sekolah, vaksinasi untuk siswa dapat dilakukan dengan mudah. Dinas kesehatan hanya tinggal mendatangi sekolah-sekolah untuk melakukan vaksinasi anak.

"Kami juga berharap, dengan masuknya anak-anak, vaksinasi dapat dilakukan di sekolah. Ini akan dilakukan secara bertahap," kata dia.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement