Kamis 09 Sep 2021 18:37 WIB

Petani Indramayu Lawan Wereng Pakai Buah Sirih Hutan

Kelompok Tani Sri Trusmi Satu konsisten dalam melakukan inovasi agen hayati.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Petani Indramayu Lawan Wereng Pakai Buah Sirih Hutan (ilustrasi).
Foto: istimewa
Petani Indramayu Lawan Wereng Pakai Buah Sirih Hutan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,INDRAMAYU -– Wereng batang coklat (WBC) merupakan hama tanaman padi yang menjadi musuh bersama para petani di Kabupaten Indramayu. Penurunanan produktivitas padi hingga gagal panen, merupakan ‘‘buah’’ dari serangan hama tersebut.

Penyemprotan dengan pestisida biasanya dijadikan senjata bagi petani dalam perang mengatasi hama WBC. Namun, penggunaan pestisida yang berbahan kimia dikhawatirkan akan berdampak pada lingkungan.

Untuk itu, para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Sri Trusmi Satu di Desa Kedokanbunder Wetan, Kecamatan Kedokanbunder, Kabupaten Indramayu, membuat inovasi. Selain bisa mengatasi hama WBC dengan ampuh, namun juga ramah lingkungan.

Cara yang mereka gunakan yakni dengan memanfaatkan buah sirih hutan (Piper aduncum L).

‘’Alhamdulillah, buah sirih hutan efektif dalam menangani gangguan hama wereng batang coklat,’’ kata Ketua Kelompok Tani Sri Trusmi Satu, Waklan, Kamis (9/9).

Waklan mengatakan, dengan menggunakan buah sirih hutan, hama wereng batang coklat di lahan sawah mereka bisa dikendalikan sampai 70 persen. Karenanya, tanaman padi di sawah milik kelompok tani itu sudah jarang yang rusak akibat serangan hama tersebut.

‘’Dampaknya, produksi padi petani jadi semakin meningkat karena gangguan wereng dapat diminimalisir,’’ tukas Waklan.

Camat Kedokanbunder, Andri M Shaleh, mengaku sangat bangga karena kelompok tani tersebut mampu membuat inovasi sendiri dalam pemberantasan hama wereng batang coklat. Kelompok tani itupun telah mempunyai laboratorium yang sangat modern yang merupakan bantuan dari Pertamina.

‘’Kita bersyukur punya kelompok tani yang mampu menekan hama wereng dengan berbahan dasar hayati. Apalagi ini menjadi percontohan nasional,’’ cetus Andri.

Hal senada diungkapkan Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian RI, Takdir Mulyadi. Dia mengatakan, inovasi yang dilakukan para petani dalam meningkatkan produktivitas padi  harus didukung.

‘’Kelompok Tani Sri Trusmi Satu konsisten dalam melakukan inovasi agen hayati dan sudah dirasakan manfaatnya. Ini bisa menjadi contoh petani lainnya,’’ tandas Takdir. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement