Ahad 06 Feb 2022 16:51 WIB

Gubernur Sebut Peningkatan Covid-19 Mayoritas dari Bodebek dan Bandung

Covid-19 di Jabar itu 80 persen berada di Bodebek dan Bandung. 

Rep: Bayu Adji P/ Red: Agus Yulianto
Ilustrasi Lonjakan Kasus Covid-19
Foto: republika/mgrol100
Ilustrasi Lonjakan Kasus Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Kasus Covid-19 di Jawa Barat (Jabar) tarus mengalami kenaikan signifikan. Berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar per 5 Februari 2022, terdapat penambahan sebanyak 8.053 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 dalam sehari terakhir. 

Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, mengatakan, peningkatan kasus Covid-19 di daerahnya tak merata di seluruh kabupaten/kota. Menurut dia, peningkatan kasus signifikan hanya terjadi di wilayah Bogor, Depok, dan Bekasi (Bodebek), serta Bandung. 

"Covid-19 di Jabar itu 80 persen berada di Bodebek dan Bandung. Sementara 20 persennya tersebar di kabupaten/kota lainnya," kata dia di Kabupaten Tasikmalaya, Ahad (6/2/2022).

Karena itu, dia mengatakan, penanganan Covid-19 di Jabar tak akan disamaratakan di setiap kabupaten/kota. Pihaknya juga telah melakukan rapat dengan Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan untuk mengevaluasi kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Penerapan PPKM akan disesuiakan dengan kondisi daerah masing-masing. 

"Jadi jangan samakan di daerah yang kasusnya rendah dengan tinggi. Naiknya itu yang sekarang di Bandung dan Bodebek saja," kata dia.

Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, mencontohkan, pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di wilayah Bodebek dan Bandung telah dikurangi, sebagain malah dihentitikan. Namun, di luar daerah itu, PTM dapat tetap dilakukan secara proporsional.

"Saya titip media jangan menyamaratakan (penanganan Covid-19 di satu daerah dengan daerah lain)," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement